A.
Konsep Sehat
Konsep sehat adalah suatu
kondisi seseorang dimana seluruh bagian dari manusia dapat bekerja sama dengan
baik agar dapat menyesuaikan dirinya ke dalam lingkungan sekitar. Setiap
usaha-usaha dalam mencapai dan mempertahankan kesehatan itu merupaan konsep sehat
iu sendiri. Banyak usaha yang dilakukan setiap orang agar mencapai apa itu yang
kita sebut dengan sehat, baik itu dengan melakukan kegiatan berolahraga,
mengkonsumsi makanan-makanan yang bergizi, meminum vitamin-vitamin bhkan adda
yang sampai menempuh jalan yang bisa dianggap sedikit diluar nalar.
1. Sehat secara fisik : Tidak merasa sakit
dan memang secara klinis tidak sakit, Semua organ tubuh normal dan berfungsi
normal dll.
2.
Sehat mental (jiwa), mencakup sehat : pikiran, spiritual dan emosional
Perkembangan kesehatan mental dipengaruhi
oleh dua tokoh perintisnya, yaitu Dorothea Lynde Dix dan Clifford Whittingham
Beers. Kedua tokoh ini banyak mendedikasikan hidupnya dalam bidang pencegahan
gangguan mental dan pertolongan bagi orang-orang miskin dan lemah. Dorthea
Lynde Dix lahir pada tahun 1802 dan meninggal dunia pada tanggal 17 Juli 1887.
Ia adalah seorang guru di Massachussets, yang menaruh perhatian terhadap
orang-orang yang mengalami gangguan mental. Sebagian perintis (pioneer), selama
40 tahun Ia berjuang untuk memberikan pertolongan terhadap orang-orang yang
mengalami gangguan mental agar dapat diperlakukan secara lebih manusiawi.
Sumber
:
Tulisan 2
TEORI KEPRIBADIAN SEHAT
1. Sigmund Freud
Sigmund Freud lahir pada
tanggal 6 mei 1856 di kota kecil Freiberg diwilayah Moravia. Ayahnya adalah
seorang pedagang wool dengan pikiran maju dan rasa humor yang baik. Ibunya
seorang wanita yang aktif merupakan istri kedua bapaknya dengan usia 20 tahun lebih
muda.
Sebagai anak yang cerdas dan selalu mendapatkan
nilai tertinggi di kelasnya, ia melanjutkan pendidikan ke sekolah kedokteran,
salah satu pilihan sekolah yang bergengsi bagi anak-anak Yahudi yang pintar di
Wina kala itu. Freud
berpendapat bahwa Alam bawah sadar adalah sumber dari mativasi dan dorongan
yang ada dalam diri kita, apakah itu hasrat yang sederhana seperti makanan atau
seks, daya-daya neurorik atau motif yang mendorong seorang seniman atau ilmuwan
berkarya.
2. Carl Gustav Jung
Pendekatan Jung terhadap psikologi yang unik dan berpengaruh lua
ditekankan pada pemahaman "psyche" melalui eksplorasi dunia mimpi,
seni, mitologi, agama serta filsafat. Meskipun ia adalah seorang psikoolog
teoretis dn praktis dalam sebagian besar masa hidupya, kebanyakkan karyanya
mengeksplorasi bidang lain : Filsafat Timur vs Barat, Alkimia, Astrologi,
Sosiologi, juga sastra dan seni. Jung juga menekankkan pentingnya keseimbangan
dan harmoni. Ia memperingatkan bahwa manusia modern terlalu banyak mengandalkan
sains dan logika danakan mendapat manfaat dari pengintegrasian spiritualits
serta apresiasi terhadap dunia bawah sadar.
B. Aliran Behavioristik
Behaviorisme adalah sebuah
aliran dalam psikologi yang didirikan oleh John B. Watson pada tahun 1913 yang
berpendapat bahwa perilaku harus merupakan unsur subyek tunggal
psikologi.Behaviorisme merupakan aliran revolusioner, kuat dan berpengaruh,
serta memiliki akar sejarah yang cukup dalam.Behaviorisme lahir sebagai reaksi
terhadap introspeksionisme (yang menganalisis jiwa manusia berdasarkan
laporan-laporan subjektif) dan juga psikoanalisis.
Behaviorisme ingin
menganalisis bahwa perilaku yang tampak saja yang dapat diukur, dilukiskan, dan
diramalkan. Behaviorisme memandang pula bahwa ketika dilahirkan, pada
dasarnya manusia tidak membawa bakat apa-apa. Manusia akan berkembang
berdasarkan stimulus yang diterimanya dari lingkungan
sekitarnya. Lingkungan yang buruk akan menghasilkan manusia buruk,
lingkungan yang baik akan menghasilkan manusia baik. Kaum behavioris
memusatkan dirinya pada pendekatan ilmiah yang sungguh-sungguh
objektif. Kaum behavioris mencoret dari kamus ilmiah mereka, semua
peristilahan yang bersifat subjektif, seperti sensasi, persepsi, hasrat,
tujuan, bahkan termasuk berpikir dan emosi, sejauh kedua pengertian tersebut
dirumuskan secara subjektif.
C. Aliran Humanistik
Pemahaman tentang manusia dalam psikologi
humanistik berdasarkan kepada keyakinan bahwa nilai-nilai etika merupakan daya
psikologi yang kuat dan ia merupakan penentu asas kelakuan manusia. Keyakinan
ini membawa kepada usaha meningkatkan kualitas manusia seperti pilihan,
kreativitas, interaksi fisik, mental dan jiwa, dan keperluan untuk menjadi
lebih bebas Psikologi humanistik juga didefinisikan sebagai sebuah sistem
pemikiran yang berdasarkan kepada berbagai nilai, sifat, dan tindak tanduk yang
dipercayai terbaik bagi manusia. Sehingga terwujudlah satu nilai yang baru
sebagai pendekatan untuk memahami sifat dan keadaan manusia secara holistik.
Humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian
manusia. Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana manusia membangun
dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif.
Kemampuan bertindak positif ini yang disebut sebagai potensi
manusia dan para pendidik yang beraliran humanism biasanya memfokuskan
pengajarannya pada pembangunan kemampuan positif ini.
Tokoh pencetus aliran humanisme adalah Arthur Combs, Abraham
Maslow, Carl Rogers, Erich Fromm daan Viktor Franklin
1. Abraham Maslow
Abraham Harold Maslow dilahirkan di Brooklyn,
New York, pada tanggal 1 April 1908. Maslow dibesarkan dalam keluarga Yahudi
Rusia dengan orangtua yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Pada masa
kecilnya, ia dikenal sebagai anak yang kurang berkembang dibanding anak lain
sebayanya. Ia mengatakan bahwa dirinya adalah seorang anak Yahudi yang tumbuh
dalam lingkungan yang mayoritas dihuni oleh non Yahudi.
- Asumsi dan Prinsip Dasar Teori
Ahli-ahli teori humanistik menunjukkan bahwa :
1) tingkah laku individu pada mulanya ditentukan oleh
bagaimana mereka merasakan dirinya sendiri dan dunia sekitarnya
2) individu bukanlah satu-satunya hasil dari lingkungan mereka
seperti yang dikatakan oleh ahli teori tingkah laku, melainkan langsung dari
dalam (internal), bebas memilih, dimotivasi oleh keinginan untuk aktualisasi
diri (self-actualization) atau memenuhi potensi keunikan mereka sebagai
manusia.
2. Carl Roger
Carl Ransom Rogers
lahir pada tanggal 8 Januari 1902 di Oak Park, Illinios, Chicago. Rogers
meninggal dunia pada tanggal 4 Februari 1987 karena serangan jantung. Latar
belakang: Rogers adalah putra keempat dari enam bersaudara. Rogers dibesarkan
dalam keluarga yang berkecukupan dan menganut aliran protestan fundamentalis
yang terkenal keras, dan kaku dalam hal agama, moral dan etika. Rogers terkenal
sebagai seorang tokoh psikologi humanis, aliran fenomenologis-eksistensial,
psikolog klinis dan terapis, ide – ide dan konsep teorinya banyak didapatkan
dalam pengalaman -pengalaman terapeutiknya.(Schultz 1991).
- Asumsi dan Prinsip Dasar Teori
1. Kecenderungan formatif : Segala hal di
dunia baik organik maupun non-organik tersusun dari hal-hal yang lebih kecil.
2. Kecenderungan aktualisasi: Kecenderungan
setiap makhluk hidup untuk bergerak menuju ke kesempurnaan atau pemenuhan
potensial dirinya. Tiap individual mempunyai kekuatan yang kreatif untuk
menyelesaikan masalahnya.
Sumber :
Boeree, Dr.C.George.2004.Personality Theories.Primasophie:Yogyakarta
Suryabrata, Sumadi.1995.Psikologi
Kepribadian.Raja Grafindo Persada:Jakarta
http://ceritaanni.wordpress.com/2011/10/08/teori-humanistik-maslow-roger/
Tulisan
3
A.
Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri merupakan
proses yang meliputi respon mental dan perilaku yang merupakan usaha individu
untuk mengatasi dan menguasai kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya,
ketegangan-ketegangan, frustasi, dan konflik-konflik agar terdapat keselarasan
antara tuntutan dari dalam dirinya dengan tuntutan atau harapan dari lingkungan
di tempat ia tinggal.
Berdasarkan
beberapa definisi yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis
yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang
lebih sesuai antara diri individu dengan lingkungannya.
Schneiders
(1964: 51) mengungkapkan bahwa individu yang memiliki penyesuaian diri yang
baik (well adjustment person) adalah mereka dengan segala keterbatasannya,
kemampuannya serta kepribadiannya telah belajar untuk bereaksi terhadap diri
sendiri dan lingkungannya dengan cara efisien, matang, bermanfaat, dan
memuaskan. Efisien artinya bahwa apa yang dilakukan individu tersebut dapat
memberikan hasil yang sesuai dengan yang diinginkan tanpa banyak mengeluarkan
energi, tidak membuang waktu banyak, dan sedikit melakukan kesalahan. Matang
artinya bahwa individu tersebut dapat memulai dengan melihat dan menilai
situasi dengan kritis sebelum bereaksi.
B. Pertumbuhan Personal
Kehidupan manusia dihubungkan dalam 2 proses yang terus
menerus dan berkelanjutan. Kedua proses tersebut merupakan pengertisn dsri
pertumbuhsn dan perkembangan. Manusia mempunyai kapasitas jasmanih dan rohaniah
sebgai suatu kondi yang menuju pada arah kesempurnaan . menurut Crow dan Crow,
kematangan atau pertumbuhan sejak pembuahan dan seterusnya merupakan gejala
alamiah. Pertumbuhan itu sebagai suatu hasil dari fakor-faktor luar dari individu
yang matang atau tumbuh itu bisa di tunjukan sebagi perkembangan .
Definisi
pertumbuhan ialah perubahan secara fisiologis dari hasil proses suau kematangan
funsi-fungsi jasmani sebagai akibat dari adannya pengaruh lingkungan.
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai proses berubahnnya keadaan jasmaniah
(fisik) yang turun-menurun dalam bentuk proses aktif yang berkesinambungan.
Selain itu pertumbuhan tidak hanya berlaku pada hal yang bersifat kuntitatif ,
seperti alam, sel, kromosom rambut dan lain-lain. Namun pertumbuhan terdiri
daribahan-bahan kualitatif seperi kesan, keinginan, ide, gagasan, pengeahuan ,
nilai dan lain-lain. Pengretian lain tentang pertumbuahan.
Sumber :
http://bananacakez.blogspot.com/2012/04/penyesuaian-diri-dan-perkembangan.html
Tulisan 1
Teori Kepribadian Sehat
1. Allport
Ciri-Ciri Kepribadian yang Matang Menurut
Allport
Menurut Allport, faktor
utama tingkah lalu orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat yang
terorganisir dan selaras yang mendorong dan membimbing tingkah laku menurut
prinsip otonomi fungsional.
Kualitas Kepribadian yang matang menurut
allport sebagai berikut:
1. Ekstensi sense of self
- Kemampuan berpartisipasi dan
menikmati kegiatan dalam jangkauan yang luas.
- Kemampuan diri dan minat-minatnya
dengan orang lain beserta minat mereka.
- Kemampuan merencanakan masa depan
(harapan dan rencana)
2. Hubungan hangat/akrab dengan orang lain
Kapasitas intimacy (hubungan
kasih dengan keluarga dan teman) dan compassion(pengungkapan
hubungan yang penuh hormat dan menghargai dengan setiap orang)
3. Penerimaan diri
Kemampuan untuk mengatasi reaksi berlebih
hal-hal yang menyinggung dorongan khusus (misal : mengolah dorongan seks) dan
menghadapi rasa frustasi, kontrol diri, presan proporsional.
4. Pandangan-pandangan realistis, keahlian
dan penugasan
Kemampuan memandang orang lain, objek, dan
situasi. Kapasitas dan minat dalam penyelesaian masalah, memiliki keahlian
dalam penyelesain tugas yang dipilih, mengatasi pelbagai persoalan tanpa panik,
mengasihani diri, atau tingkah laku lain yang merusak.
5. Objektifikasi diri: insight dan humor
Kemampuan diri untuk objektif dan memahami
tentang diri dan orang lain. Humor tidak sekedar menikmati dan tertawa tapi
juga mampu menghubungkan secara positif pada saat yang sama pada keganjilan dan
absurditas diri dan orang lain.
6. Filsafat Hidup
Ada latar belakang yang mendasari semua yang
dikerjakannya yang memberikan tujuan dan arti. Contohnya lewat agama.
Untuk memahami orang dewasa kita membutuhkan
gambaran tujuan dan aspirasinya. Tidak semua orang dewasa memiliki kedewasaan
yang matang. Bisa saja seseorang melakukan sesuatu hal tanpa tahu apa yang ia
lakukan.
2. Carl Rogers
Perkembangan Kepribadian
Walaupun konsep kemanusiaan
yang dikemukakan oleh Carl Rogers tidak begitu banyak berubah dari tahun
1940-an sampai kematiannya pada tahun 1987, namun terapi dan teorinya telah
mengalami perubahan nama beberapa kali. Pada tahun-tahun awal , pendekatan yang
dilakukan Rogers dikenal sebagai "nondirective", istilah tidak
menyenangkan yang diasosiakan dengan namanya dalam waktu yang cukup lama.
kemudian pendekatan tersebut menggnakan beragam istilah antara lain pendekatan
yang berpusat pada klien (client-centered), yang berpusat pada pribadi
(person-centered), yang berpusat pada siswa (student-centered), yang berpusat
pada kelompok (group-centered) dan person to person. kita menggunakan penamaan
yang berpusat pada klien untuk merujuk terapi Rogers dan istilah yang lebih
luas yaitu person-centered untuk merujuk pada teori
kepribadian Rogers.
Rogers bekerja sbg psikoterapis dan dari
profesinya inilah ia mengembangkan teori humanistiknya. Dalam konteks terapi,
ia menemukan dan mengembangkan teknik terapi yang dikenal sebagai
Client-centered Therapy. Dibandingkan teknik terapi yang ada masa itu, teknik
ini adalah pembaharuan karena mengasumsikan posisi yang sejajar antara terapis
dan pasien (dalam konteks ini pasien disebut klien).
Pokok-pokok Teori Carl
Rogers
- Struktur kepribadian
Rogers lebih mementingkan dinamika dari pada
struktur kepribadian. Namun demikian ada tiga komponen yang dibahas bila bicara
tentang struktur kepribadian menurut Rogers, yaitu : organisme, medan fenomena,
dan self.
a. Organime, mencakup :
1. Makhluk hidup
Organisme adalah makhluk lengkap dengan
fungsi fisik dan psikologisnya, tempat semua pengalaman dan segala sesuatu yang
secara potensial terdapat dalam kesadar setiap saat.
2. Realitas subjektif
Organisme menanggapi dunia seperti yang
diamati atau dialaminya. Realita adalah medan persepsi yang sifatnya subjektif,
bukan benar-salah.
3. Holisme
Organisme adalah kesatuan sistem, sehingga
perubahan pada satu bagian akan mempengaruhi bagian lain. Setiap perubahan
memiliki makna pribadi atau bertujuan, yakni tujuan mengaktualisasi,
mempertahankan, dan mengembangkan diri.
3. Abraham Maslow
Hierarki Kebutuhan Individu
Teori Hirarki Kebutuhan dikemukakan
oleh Abraham Maslow (lahir 1 April 1908 – meninggal 8 Juni 1970 pada
umur 62 tahun) ia adalah teoretikus yang banyak memberi inspirasi dalam teori
kepribadian.Ia juga seorang psikolog yang berasal dari Amerika dan menjadi
seorang pelopor aliran psikologi humanistik. Ia terkenal dengan teorinya
tentang hirarki kebutuhan manusia. Salah satu teori motivasi yang paling banyak
diacu adalah teori “Hirarki Kebutuhan”.Maslow menjadi pelopor aliran humanistik
psikologi yang terbentuk pada sekitar tahun 1950 hingga 1960-an. Pada masa ini,
ia dikenal sebagai “kekuatan ke tiga” di samping teori Freud
dan behaviorisme.
Maslow memandang kebutuhan manusia
berdasarkan suatu hirarki kebutuhan dari kebutuhan yang paling rendah hingga
kebutuhan yang paling tinggi. Maslow
menggunakan piramida sebagai peraga untuk memvisualisasi gagasannya mengenai
teori hirarki kebutuhan. Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan hidupnya.Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan
atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai
yang paling tinggi (aktualisasi diri). Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah
sebagai berikut :
· Kebutuhan
fisiologis atau dasar
· Kebutuhan
akan rasa aman
· Kebutuhan
untuk dicintai dan disayangi
· Kebutuhan
untuk dihargai
· Kebutuhan
untuk aktualisasi diri
4. Erich Fromm
Ciri-ciri kepribadian yang sehat menurut
Erich Fromm
1. Cinta yang produktif cinta
yang produktif menyangkut empat sifat yang menantang perhatian, tanggung jawab,
respek dan pengetahuan. Mencintai orang-orang lain berarti memperhatikan (dalam
pengertian memelihara mereka), sungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan
mereka, dan membantu pertumbuhan dan perkembangan mereka.
2. Pikiran yang produktif Pikiran yang
produktif meliputi kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas. Pemikir
produktif didorong oleh perhatian yang kuat terhadap objek pikiran. Pemikir
yang produktif dipengaruhi olehnya dan memperhatikannya. Fromm percaya bahwa
semua penemuan dan wawasan yang hebat melibatkan pikiran objektif, dimana
pemikir-pemikir didorong oleh ketelitian, dan perhatian untuk menilai secara
objektif seluruh masalah.
3. Kebahagiaan Kebahagiaan merupakan
prestasi yang paling hebat.
4. Suara
hati Fromm membedakan dua tipe suara hati otoriter dan suara hati
humanistis.
Sumber :
Feist, J., & Feist, G.J.(2010).Theories
of Personality ( Teori Kepribadian).Jakarta:Salemba Humanika
Tulisan 2
Stress
A. Pengertian stress
Stres menurut Hans Selye
dalam buku Hawari (2001) menyatakan bahwa stres adalah respon tubuh yang
sifatnya nonspesifik terhadap setiap tuntutan beban atasnya. Bila seseorang
setelah mengalami stres mengalami gangguan pada satu atau lebih organ tubuh
sehingga yang bersangkutan tidak lagi dapat menjalankan fungsi pekerjaannya
dengan baik, maka ia disebut mengalami distres. Pada gejala stres, gejala yang
dikeluhkan penderita didominasi oleh keluhan-keluhan somatik (fisik), tetapi
dapat pula disertai keluhan-keluhan psikis. Tidak semua bentuk stres mempunyai
konotasi negatif, cukup banyak yang bersifat positif, hal tersebut dikatakan
eustres.
1. Faktor-faktor Individual dan Sosial yang
menjadi penyebab Stress
a. Faktor Individual
Tatkala seseorang menjumpai stresor dalam
lingkungannya, ada dua karakteristik pada stresor tersebut yang akan
mempengaruhi reaksinya terhadap stresor itu yaitu: Berapa lamanya (duration) ia
harus menghadapi stresor itu dan berapa terduganya stresor itu
(predictability).
b. Faktor sosial.
1. Perkawinan
Berbagai permasalahan perkawinan merupakan
sumber stress yang dialami seseorang, misalnya pertengkaran, perpisahan,
perceraian, kematian salah satu psangan dan lain sebagainya.
2. Problem orang tua
Permasalahan yang dihadapi orang tua misalnya
kenakalan anak, ank sakit, hubungan yang tidak baik degan mertua, dan lain
sebagainya.
3. Hubungan Interpersonal
Gangguan ini dapat berupa hubungan dengan
kawan dekat atau orang-orang disekitar yang mengalami konflik.
4. Pekerjaan
Masalah pekerjaan merupakan sumber stress
kedua setelah masalah perkawinan misalnya pekerjaan terlalu banyak, pekerjaan
tidak cocok, mutasi, jabatan, dan lai sebagainya.
5. Lingkungan Hidup
Kondisi lingkungan yang buruk besar
pengaruhnya bagi kesehatan seseorang. Rasa tercekam dan tidak mersa aman ini
amat mengganggu ketenangan dan ketentraman hidup sehingga tidak jarang orang
jatuh kedalam depresi dan kecemasan.
2. Efek-efek Stress Menurut Hans Selye
Menurut Hans Selye, ahli
endokrinologi terkenal di awal 1930, tidak semua jenis stres yang merugikan,
dengan demikian, ia datang dengan eustress dan kesusahan. Kita semua melakukan
menjalani ringan, saat-saat singkat dan dikendalikan dari ketegangan saraf yang
dianggap umum, dan bertindak sebagai rangsangan positif terhadap pertumbuhan
seseorang intelektual dan emosional. Selye disebut eustress ini. Ia
didefinisikan distres menjadi sesuatu yang sebaliknya dan ditandai dengan
tekanan fisik dan psikologis yang parah yang mengganggu kesehatan umum.
Efek fisiologis dari stres pada tubuh
meliputi:
- Nyeri dada
- Insomnia atau tidur masalah
- Nyeri kepala Konstan
- Hipertensi
- Tukak
B. Tipe-tipe Stress
Manusia berespon terhadap
stres secara keseluruhan, sehingga kita tidak dapat memisahkan secara sangat
tegas bentuk-bentuk stres. Stres biologis, misalnya adanya infeksi bakteri,
akan juga berpengaruh terhadap emosi kita. Bisa pula suatu stres psikologis,
misalnya kegagalan kerja, sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan fisik.
Meski demikian, dapat disebutkan beberapa tipe stres psikologis, yang sering
terjadi bersamaan
a. Tekanan
b. Konflik.
c. Frustrasi.
d. Kecemasan
C. Sympton reducing responses terhadap
stress
Kehidupan akan terus
berjalan seiring dengan berjalannya waktu. Individu yang mengalami stress tidak
akan terus menerus merenungi kegagalan yang ia rasakan. Untuk itu setiap
individu memiliki mekanisme pertahanan diri masing-masing dengan keunikannya
masing-masing untuk mengurangi gejala-gejala stress yang ada. Berikut mekanisme
pertahanan diri (defense mechanism) yang biasa digunakan individu untuk
dijadiakan strategi saat menghadapi stress:
1. Indentifikasi
Identifikasi adalah suatu cara yang digunakan
individu untuk menghadapi orang lain dngan membuatnya menjadi kepribadiannya,
ia ingin serupa dan bersifat sama seperti orang lain tersebut. Misalnya seorang
mahasiswa yang menganggap dosen pembimbingnya memiiliki kepribadian yang
menyenangkan, cara bicara yang ramah, dan sebagainya. Maka mahasiswa tersebut
akan meniru dan berperilaku seperti dosennya.
2. Kompensasi
Seorang individu tidak memperoleh kepuasan di
bidang tertentu, tetapi mendapatkan kepuasan di bidang lain. Misalnya Andi
memiliki nilai yang buruk dalam bidang Matematika, namun prestasi olah raga
yang ia miliki sangatlah memuaskan.
3. Overcompensation/ reaction formation
Perilaku seseorang yang gagal mencapai tujuan
dan orang tersebut tidak mengakui tujuan pertama tersebut dengan cara melupakan
serta melebih-lebihkan tujuan kedua yang biasanya berlawanan dengan tujuan
pertama. Misalnya seorang anak yang ditegur gurunya karena mengobrol saat
upacara, bereaksi dengan menjadi sangat tertib saat melaksanakan upacara dan
menghiraukan ajakan teman untuk mengobrol.
4. Sublimasi
Sublimasi adalah suatu mekanisme sejenis yang
memegang peranan positif dalam menyelesaikan suatu konflik dengan pengembangan
kegiatan yang konstruktif. Penggantian objek dalam bentuk-bentuk yang dapat
diterima oleh masyarakat dan derajatnya lebih tinggi. Misalnya sifat
agresifitas yang disalurkan menjadi petinju atau tukang potong hewan.
5. Proyeksi
Proyeksi adalah mekanisme perilaku dengan
menempatkan sifat-sifat batin sendiri pada objek di luar diri atau melemparkan
kekurangan diri sendiri pada orang lain. Mutu proyeksi lebih rendah daripada
rasionalisasi. Contohnya seorang anak tidak menyukai temannya, namun ia berkata
temannyalah yang tidak menyukainya.
6. Introyeksi
Introyeksi adalah memasukan dalam pribadi
dirinya sifat-sifat pribadi orang lain. Misalnya seoarang wanita mencintai
seorang pria, lalu ia memasukan pribadi pria tersebut ke dalam pribadinya.
7. Reaksi konversi
Secara singkat mengalihkan konflik ke alat
tubuh atau mengembangkan gejala fisik. Misalkan belum belajar saat menjelang
bel masuk ujian, seorang anak wajahnya menjadi pucat dan berkeringat.
8. Represi
Represi adalah konflik pikiran, impuls-impuls
yang tidak dapat diterima dengan paksaan ditekan ke dalam alam tidak sadar dan
dengan sengaja melupakan. Misalnya seorang karyawan yang dengan sengaja
melupakan kejadian saat ia dimarahi oleh bosnya tadi siang.
D. Pendekatan problem solving terhadap stress
Suatu masalah didefinisikan
sebagai suatu kesenjangan (gap) antara situasi sekarang dan
target yang diinginkan. Semua orang harus menjadi pemecah masalah (problem
solvers)dengan cara melakukan analisis secara seksama terhadap proses,
kemudian berusaha menutupi kesenjangan yang terjadi.
Sumber :
Tulisan
3
Koping
(coping) Stress
Koping berasal dari kata
coping yang bermakna harafiah pengatasan/penanggulangan (to cope with =
mengatasi, menanggulangi). Namun karena istilah coping merupakan istilah yang
sudah jamak dalam psikologi serta memiliki makna yang kaya, maka penggunaan
istilah tersebut dipertahankan dan langsung diserap ke dalam bahasa Indonesia
untuk membantu memahamii bahwa coping(koping) tidak sesederhana makna
harafiahnya saja. Koping sering disamakan dengan adjustment (penyesuaian diri).
Koping juga sering dimaknai sebagai cara untuk memecahkan masalah (problem
solving). Pengertian koping memang dekat dengan kedua kedua
istilah di atas, namun sebenarnya agak berbeda. Pemahaman adjustment biasanya
merujuk pada penyesuaian diri dalam menghadapi kehidupan sehari-hari. Pemecahan
masalah lebih mengarah pada proses kognitif dan persoalan yang juga bersifat kognitif.
Jadi koping lebih mengarah pada yang orang lakukan untuk mengatasi
tuntutan-tuntutan yang penuh tekanan atau yang membangkitkan emosi. Atau dengan
kata lain, koping adalah bagaimana reaksi orang ketika menghadapi stres/
tekanan.
Lazarus membagi koping menjadi dua jenis yaitu:
1. Tindakan langsung (direct Action)
Koping jenis ini adalah setiap usaha tingkah laku yang
dijalankan ole individu untuk mengatasi kesakitan atau luka, ancaman atau
tantangan dengan cara mengubah hubungan hubunngan yang bermasalah dengan lingkungan.
Individu menjalankan koping jenis direct action atau tindakan langsung bila dia
melakukan perubahan posisi terhadap masalah yang dialami.
Ada 4 macam koping jenis tindakan langsung :
a. Mempersiapkan diri untuk menghadapi luka
Individu melakukan langkah aktif dan antisipatif (bereaksi)
untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya dengan cara menempatkan diri secara
langsung pada keadaan yang mengancam dan melakukan aksi yang sesuai dengan
bahaya tersebut. terhadap kemungkinan mengalami penyakit tertentu.
b. Agresi
Agresi adalah tindakan yang dilakukan oleh individu dengan
menyerang agen yang dinilai mengancam atau akan melukai. Agresi dilakukan bila
individu merasa atau menilai dirinya lebih kuat atau berkuasa terhadap agen
yang mengancam tersebut. Misalnya, tindakan penggusuran yang dilakuakan oleh
pemerintah Jakarta terhadap penduduk yang berada dipemukiman kumuh. Tindakan
tersebut bias dilakukan karena pemerintah memilki kekuasaan yang lebih besar
disbanding dengan penduduk setempat yang digusur.
c. Penghindaran (Avoidance)
Tindakan ini terjadi bila agen yang mengancam dinilai lebih
berkuasa dan berbahaya sehingga individu memilih cara menghindari atau
melarikan diri dari situasi yang mengancam. Misalnya, penduduk yang melarikan
diri dari rumah-rumah mereka karena takut akan menjadi korban pada daerah-daerah
konflik seperti aceh.
d. Apati
Jenis koping ini merupakan pola orang yang putus asa. Apati
dilakukan dengan cara individu yang bersangkutan tidak bergerak dan menerima
begitu saja agen yang melukai dan tidak ada usaha apa-apa untuk melawan ataupun
melarikan diri dari situasi yang mengancam tersebut. Misalnya, pada kerusuhan
Mei. Orang-orang Cina yang menjadi korban umumnya tutup mulut, tidak melawan
dan berlaku pasrah terhadap kejadian biadab yang menimpa mereka. Pola apati
terjadi bila tindakan baik tindakan mempersiapkan diri menghadapi luka, agresi
maupun advoidance sudah tidak memungkinkan lagi dan situasinya terjadi
berulang-ulang. Dalam kasus diatas, orang-orang cina sering kali dan
berulangkali menjadi korban ketika terjadi kerusuhan sehingga menimbilkan reaksi
apati dikalangan mereka.
2. Peredaan atau peringatan (palliation)
Jenis koping ini mengacu pada mengurangi, menghilangkan dan
menoleransi tekanan-tekanan ketubuhan atau fisik, motorik atau gambaran afeksi
dan tekanan emosi yang dibangkitkan oleh lingkungan yang bermasalah. Atau bisa
diartikan bahwa bila individu menggunakan koping jenis ini, posisinya dengan
masalah relatif tidak berubah, yang berubah adalah diri individu, yaitu dengan
cara merubah persepsi atau reaksi emosinya.
Ada 2 jenis koping peredaan atau palliation:
a. Diarahkan pada gejala (Symptom Directid Modes)
Macam koping ini digunakan bila gangguan muncul dari diri
individu, kemudian individu melakukan tindakan dengan cara mengurangi gangguan
yang berhubungan dengan emosi-emosi yang disebabkan oleh tekanan atau ancaman
tersebut. Penggunaan obat-obatan terlarang, narkotika, merokok, alcohol
merupakan bentuk koping dengan cara diarahkan pada gejala. Namun tidak
selamanya cara ini bersifat negative. Melakukan relaksasi, meditasi atau berdoa
untuk mengatasi ketegangan juga tergolong kedalam symptom directed modes tetapt
bersifat positif.
b. Cara intra psikis
Koping jenis peredaan dengan cara intrapsikis adalah
cara-cara yang menggunakan perlengkapan-perlengkapan psikologis kita, yang
biasa dikenal dengan istilah Defense.
Mechanism (mekanisme pertahanan diri).
Disebut sebagai defence mechanism atau mekanisme pembelaan
diri, karena individu yang bersangkutan selalu mencoba mengelak dan membela
diri dari kelemahan atau kekerdilan sendiri dan mencoba mempertahankan harga
dirinya: yaitu dengan jalan mengemukakan bermacam-macam dalih atau
alasan.
Sumber :
Tulisan 1 Penyesuaian dan
Pertumbuhan
a. Pengertian dan
Konsep Penyesuaian diri
Penyesuaian diri merupakan suatu proses
alamiah dan dinamis yang bertujuan mengubah peilaku individu agar terjadi
hubungan yang lebih sesuaidengan kondisi lingkungannya. Penyesuaian diri dapat
diartikan sebagai berikut :
a.Penyesuaian diri yang berarti adaptasi
dapat mempertahankan eksitensi, atau bisa survive dan memperoleh
kesejahteaan jasmani dan rohani, dan dapat mengadakan relasi yang memuaskan
dengan tuntutan lingkungan sosial.
b.Penyusaian diri yang berarti sebagai
komformitas yang berarti menyesuaikan sesuatu dengan standar atau prinsip yang
berlaku umum.
c.Penyesuaian diri yang berarti penguasaan,
yaitu mmemiliki kemampuan untuk membuat rencana dan juga mengorgaisasi
respons-respons sedemikian rupa.
d.Penyesuaian diri berarti penguasaan diri
dan kematangan emisional. Kematangan emosional berarti memiliki respons
emosional yangsehat dan tepat pad setiap persoalan dan situ.
b. Pertumbuhan Personal
Setiap individu pasti akan
mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Dan hal tersebut membutuhkan
proses yang sangat panjang dan banyak faktor-faktor yang mempengaruhi
pembentukan kepribadiannya tersebut dan keluarga adalah faktor utama yang akan sangat
mempengaruhi pembentukan kepribadian. Hal ini disebabkan karena keluarga adalah
kerabat yang paling dekat dan kita lebih sering bersama dengan keluarga. Setiap
keluarga pasti menerapkan suatu aturan atau norma yang mana norma-norma
tersebut pasti akan mempengaruhi dalam pertumbuhan personal individu. Bukan
hanya dalam lingkup keluarga, tapi dalam lingkup masyarakat atau sosialpun
terdapat norma-norma yang harus di patuhi dan hal itu juga mempengaruhi
pertumbuhan individu.
Sumber :
Feist, J., & Feist, G. J. (2009).Psikologi
Kepribadian (Terjemahan).Salemba Humanika:Jakarta
Sobur, Alex.2009.Psikologi Umum.Pustaka
Setia:Bandung
http://kamus-sunda.com/res-41326-konsep-penyesuaian-diri-peserta-didika.pengertian-penyesuaian-.html
Tulisan 2 Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal
adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi
pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita
berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan juga menentukan relationship.
Dari segi psikologi
komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal,
makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya; makin cermat persepsinya
tentang orang lain dan persepsi dirinya; sehingga makin efektif komunikasi yang
berlangsung diantara komunikan.
a. Model-model hubungan Interpersonal
- Model Pertukaran Sosial
Memandang hubungan
interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Terdapat empat konsep pokok,
yaiitu :
1) Ganjaran, adalah setiap akibat yang
dinilai positif yang diperoleh seseorang dari suatu hubungan. Dapat berupa
uang, penerimaan sosial, atau dukungan terhadap nilai yang dipegangnya.
2) Biaya, adalah akibat yang dinilai negatif
yang terjadi dalam suatu hubungan. Dapat berupa waktu, usaha, konflik,
kecemasan dan kondisi lai yang dapat menimbulkan efek tidak menyenangkan.
3) Hasil/ laba, adalah ganjaan dikurangi
biaya. Bila seorang individu merasa dalam suatu hubungan interpersonal, bahwa
ia tidak memperoleh laba sama sekali, ia akan mencari hubungan lain yang
mendatangkan laba. (4) Tingkat perbandingan, menunjukkan ukuran baku (standar)
yang dipakai sebagai kriteria dalam menilai hubungan individu pada waktu
sekarang.
- Model Peranan
Menganggap
hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara. Hubungan interpersonal
berkembang baik apabila setiap individu bertindak sesuai dengan ekspedisi
peranan, tuntutan peranan, memiliki keterampilan peranan, dan terhindar dari
konflik peranan dan kerancuan peranan.Ø Setiap
orang harus memainkan perannya sesuai dengan “naskah” yang dibuat masyarakat. Ø menganggap
hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara.
- Model Permainan
Yang
mendasari permainan adalah tiga kepribadian manusia, yaitu Orang tua, Orang
dewasa, dan Anak- anak.
Kita menampilkan salah satu aspek kepribadian kita (orang tua, orang dewasa,
anak- anak), dan orang lain membalasnya dengan salah satu aspek tersebut juga.Ø Yang
mendasari permainan adalah tiga kepribadian manusia, yaitu Orang tua, Orang
dewasa, dan Anak- anak dan orang- orang berhubungan dalam bermacam- macam
permainan.
- Model Interaksional
Model ini memandang
hubungan interpersonal sebagai suatu sistem. Setiap sistem memiliki sifat-sifat
strukural, integratif dan medan. Semua system terdiri dari subsistem-subsistem
yang saling tergantung dan bertindak bersama sebagai suatu kesatuan.
Selanjutnya, semua sistem mempunyai kecenderungan untuk memelihara dan
mempertahankan kesatuan. Bila ekuilibrium dari system terganggu, segera akan
diambil tindakannya. Setiap hubungan interpersonal harus dilihat dari tujuan
bersama, metode komunikasi, ekspektasi dan pelaksanaan peranan.
b. Memulai Hubungan ( Pembentukan kesan dan
ketertarikan Interpersonal dalam memulai suatu hubungan)
Adapun tahap-tahap dalam hubungan
interpersonal yakni meliputi :
1. Pembentukan.
Tahap ini sering disebut
juga dengan tahap perkenalan. Beberapa peneliti telah menemukan hal-hal menarik
dari proses perkenalan. Fase pertama, “fase kontak yang permulaan”, ditandai
oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap informasi dari reaksi kawannya.
Masing-masing pihak berusaha menggali secepatnya identitas, sikap dan nilai
pihak yang lain. Bila mereka merasa ada kesamaan, mulailah dilakukan proses
mengungkapkan diri. Pada tahap ini informasi yang dicari meliputi data
demografis, usia, pekerjaan, tempat tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya.
c. Intimasi dan Hubungan Pribadi
Intimasi dapat dilakukan
terhadap teman atau kekasih. Intimasi (elemen emosional : keakraban, keinginan
untuk mendekat, memahami kehangatan, menghargai, kepercayaan). Intimasi
mengandung pengertian sebagai elemen afeksi yang mendorong individu untuk
selalu melakukan kedekatan emosional dengan orang yang dicintainya. Dorongan
ini menyebabkan individu bergaul lebih akrab, hangat, menghargai, menghormati,
dan mempercayai pasangan yang dicintai, dibandingkan dengan orang yang tidak
dicintai. Mengapa seseorang merasa intim dengan orang yang dicintai? Hal ini
karena masing-masing individu merasa saling membutuhkan dan melengkapi antara
satu dan yang lain dalam segala hal. Masing-masing merasa tidak dapat hidup
sendiri tanpa bantuan dan kehadiran pasangan hidup sisinya.
d. Intimasi dan Pertumbuhan
Untuk bertumbuh dalam
keintiman, yang terutama adalah cinta. Keintiman tidak akan bertumbuh jika
tidak ada cinta . Keintiman berarti proses menyatakan siapa kita sesungguhnya
kepada orang lain. Keintiman adalah kebebasan menjadi diri sendiri. Keintiman berarti
proses membuka topeng kita kepada pasangan kita. Bagaikan menguliti lapisan
demi lapisan bawang, kita pun menunjukkan lapisan demi lapisan kehidupan kita
secara utuh kepada pasangan kita.
Keinginan setiap pasangan adalah menjadi
intim. Kita ingin diterima, dihargai, dihormati, dianggap berharga oleh
pasangan kita. Kita menginginkan hubungan kita menjadi tempat ternyaman bagi
kita ketika kita berbeban.
Sumber
:
Aronson ,Elliot .(2005).social psychology
.upper saddle river :person prentice hall
Hall, S Calvin., Lindzey , Gardner., (2009).
teori - teori psikodinamika, yogyakarta:kanisius
Tulisan
3 Cinta dan Perkawinan
a. Bagaimana cara memilih
Pasangan
1. Saling Jujur dan Setia
Memilih pasangan yang tidak suka berkata-kata
bohong, selalu menepati janji dan menjaga amanah. Apabila berjanji selalu
ditepati. Karena seseorang yang suka berbohong akan mempengaruhi hubungan
keluarganya dan akan berimbas kepada anak turunnya. Maka dari itu kita harus
senantiasa memperbaiki diri agar jujur dalam berbicara dan setia menaungi
keluarga.
2. Dalam segi penampilan
Dari segi penampilan seeorang bisa kita
ketahui baik buruknya orang tersebut. Peribahasa jawa mengatakan : “Ajine Rogo
Soko Busono” yang artinya Sifat atau perilaku seseorang bisa dilihat dari
penamilannnya. Menarik bukan berarti yang cantik paras mukannya tetapi juga
baik hatinya. dan yang bisa menyejukkan hati keluarganya. Dan kita juga harus
menjaga penampilan kita saat sudah menikah agar dia selalu dekat dengan kita.
3. Taat Beribadah
Paling penting dlam memilih jodoh adalah
mencari agamanya yang baik. seseorang yang agamanya baik selalu akan
menghasilkan perilaku yang baik juga, hal ini yang menyangkut dengan masa depan
keluarga anda. Karena anak-anak akan banyak dibimbing oleh seeorang ibu. Jika
ibunya berperilaku baik maka keturunan atau anaknya akan sebagian besar
berperilaku seperti iibunya.
4. Pandai atau Pintar
Seseorang yang Cerdas dan Pintar akan selalu
memberikan suasana yang positif. Dan senantiasa akan menghasilkan bibit-bibit
yang berkualitas. Jangan mencari jodoh yang memiliki intelegensia di bawah
rata-rata.Dalam hal ini tidak hanya pintar tentang suatu ilmu tertentu
melainkan mengerti bagaimana mengatur kondisi ekonomi, pengeluaran rumah tangga
dan mengatasi masalah -masalha yang ada di rumah tangga. Seseorang yang pintar
akan mudah mendapat pekerjaan akan kemampuan yang dimilikinya, misalnya Lulusan
Sarjana bisa mencari pekerjaan yang lebih mudah dan ringan dari pada yang hanya
sederajat SMA.
b.Seluk Beluk hubungan
dalam Perkawinan
Inilah puncak dari
segalanya, setelah melewati masa pacaran dengan baik. Dengan saling
mengikarkan janji suci untuk sehidup semati baik dalam sehat maupun dalam
sakit, dalam keadaan kaya atau miskin dan hanya maut yang bisa memisahkan
mereka. Sehingga ikrar suci pernikahan itu, mereka bukan lagi dua tetapi telah
menjadi satu. Tahap ini memulainya sebuah babak baru, relasi yang
ditandai dengan munculnya komitmen tanpa syarat untuk saling mencintai dan
memiliki.
Kalau tahap perkenalan merupakan sebuah pintu
gerbang menuju ke tingkat pacaran, maka tahap pernikahan merupakan puncak dari
tingkat hubungan paling akrab dan mulia yang dilakukan.
c. Penyesuaian dan
Pertumbuhan dalam Perkawinan
Hirning dan Hirning (1956)
mengatakan bahwa penyesuaian perkawinan itu lebih kompleks dibandingkan yang
terlihat. Dua orang memasuki perkawinan harus menyesuaikan satu sama lain
dengan tingkatan yang berbeda-beda. Untuk tingkat organismik mereka harus menyesuaikan
diri dengan sensori, motor, emosional dan kapasitas intelektual dan kebutuhan.
Untuk tingkat kepribadian, masing-masing mereka harus menyesuaikan diri dengan
kebiasaan, keterampilan, sikap, ketertarikan, nilai-nilai, sifat, konsep ego,
dan kepercayaan. Pasangan juga harus menyesuaikan dengan lingkungan mereka,
termasuk rumah tangga yang baru, anak-anak, sanak keluarga, teman, dan
pekerjaan.
d. Perceraian dan
Pernikahan kembali
Perceraian merupakan terputusnya hubungan antara suami
istri, yang dalam hal ini adalah cerai hidup yang disebabkan oleh kegagalan
suami atau istri dalam menjalankan obligasi peran masing-masing. Dimana
perceraian dipahami sebagai akhir dari ketidakstabilan perkawinan antara suami
istri yang selanjutnya hidup secara terpisah dan diakui secara sah berdasarkan
hukum yang berlaku.
e.
Single Life
Banyak faktor orang-orang
memilih untuk hidup sendiri tanpa pasangan. seperti, terlalu sibuk bekerja,
trauma tersakiti dan tidak mau merubah diri menjadi lebih menarik. bahkan
beberapa orang sangat nyaman dan terbiasa dengan kesendiriannya. namun layaknya
manusia biasa, pasti pernah merasakan kesepian. namun, bagi orang-orang yang
hidup tanpa pasangan tentu akan kesulitan untuk melimpahkan rasa sepi yang
mendera. Sebagian orang memilih hanya berdiam diri. Tapi tahukah anda,
kondisi kesepian seperti ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan? bahkan bisa
menganggu sistem kekebalan tubuh anda.
Saat anda merasa kesepian
terdapat adanya sinyal peradangan yang terkait dengan penyakit jantung koroner,
diabetes tipe 2, arthritis penyakit alzheimer, serta penurunan kelemahan dan
fungsional yang dapat menyertai penuaaan.
Apakah mereka tidak merasa kesepian?
Profesor Klinenberg melihat
ada garis pembeda antara hidup melajang dan rasa kesepian. Tidak selamanya
orang lajang merasa kesepian. Riset beliau menunjukkan para singletons (sebutan
untuk kaum lajang) justru memiliki kehidupan sosial yang aktif, memiliki banyak
teman, apalagi dengan adanya media sosial seperti Facebook yang memungkinkan
seorang lajang memiliki ribuan teman dari seluruh penjuru dunia. Bukan jamannya
lagi kaum lajang merasa kesepian seperti di tahun 50-an.
Klinenberg juga melihat
indikasi bahwa singletons justru memiliki kebebasan untuk
melakukan apa yang mereka mau, kapan saja, tanpa harus mengorbankan nilai-nilai
pribadi. Hal ini bertolak belakang dengan orang yang sudah menikah dimana
mereka kadang-kadang harus mengorbankan kebebasan dan juga keyakinan pribadi
demi berkompromi dengan pasangan.
Menikah memerlukan pengorbanan. Pria dan
wanita adalah dua insan berbeda. Menyatukan keduanya tentu tidak mudah. Apalagi
jika keduanya memiliki nilai-nilai serta prinsip pribadi yang berbeda. Tanpa
keterampilan diplomasi yang handal dan kesabaran super, pernikahan tidak akan
bertahan lama.
Generasi masa kini yang cenderung
sangat egois dan self-centered menghadapi kesulitan dalam
pernikahan jauh lebih tinggi dibanding generasi masa lalu yang lebih sabar dan
mudah berkompromi. Tak heran kawin-cerai menjadi trend masa kini.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar