Minggu, 24 Maret 2013

Tulisan 1

A. Konsep Sehat 
Konsep sehat adalah suatu kondisi seseorang dimana seluruh bagian dari manusia dapat bekerja sama dengan baik agar dapat menyesuaikan dirinya ke dalam lingkungan sekitar. Setiap usaha-usaha dalam mencapai dan mempertahankan kesehatan itu merupaan konsep sehat iu sendiri. Banyak usaha yang dilakukan setiap orang agar mencapai apa itu yang kita sebut dengan sehat, baik itu dengan melakukan kegiatan berolahraga, mengkonsumsi makanan-makanan yang bergizi, meminum vitamin-vitamin bhkan adda yang sampai menempuh jalan yang bisa dianggap sedikit diluar nalar. 

1. Sehat secara fisik
  • Tidak merasa sakit dan memang secara klinis tidak sakit
  • Semua organ tubuh normal dan berfungsi normal
  • Tidak ada gangguan fungsi tubuh
2. Sehat mental (jiwa), mencakup sehat : pikiran, spiritual dan emosional
  • Sehat Pikiran : Tercermin dari cara berpikir seseorang, yaknii mampu berpikir logis (masuk akal) atau berpikir secara runtut.
  • Sehat Spiritual : Tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian atau penyembahan terhadap sng pencipta alam dan seisinya, yang dapat dilihat dari praktik keagamaan atau kepercayaannya serta perbuatan baik yang ssuai dengan norma-norma masyarakat.
  • Sehat Emosional : Tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya atau pengendalian diri yang baik.

B. Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental

Perkembangan kesehatan mental dipengaruhi oleh dua tokoh perintisnya, yaitu Dorothea Lynde Dix dan Clifford Whittingham Beers. Kedua tokoh ini banyak mendedikasikan hidupnya dalam bidang pencegahan gangguan mental dan pertolongan bagi orang-orang miskin dan lemah. Dorthea Lynde Dix lahir pada tahun 1802 dan meninggal dunia pada tanggal 17 Juli 1887. Ia adalah seorang guru di Massachussets, yang menaruh perhatian terhadap orang-orang yang mengalami gangguan mental. Sebagian perintis (pioneer), selama 40 tahun Ia berjuang untuk memberikan pertolongan terhadap orang-orang yang mengalami gangguan mental agar dapat diperlakukan secara lebih manusiawi.

Usahanya mula-mula diarahkan pada para pasien di rumah sakit. Kemudian diperluas kepada para penderita gangguan mental yang dikurung di penjara. Pekerjaan Dix ini merupakan faktror penting dalam membangun kesadaran masyarakat umum untuk memperhatikan kebutuhan para penderita gangguan mental. Berkat usahanya yang tak kenal lelah, di Amerika serilkat didirikan 32 rumah sakit jiwa, Ia layak mendapat pujian sebagai salah seorang wanita besar di abad 19.
Pada tahun 1909, gerakan kesehatan mental secara formal mulai muncul. Selama dekade 1900-1990 beberapa organisasi kesehatan mental telah didirikan, sepert: American Social Hygiene Associatin (ASHA), dan American Federation for Sex Hygiene.
Perkembangan gerakan-gerakan dibidang kesehatan mental ini tidak lepas dari jasa Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Bahkan, karena jasa-jasanya itulah, Ia dinobatkan sebagai ”The Founder Of The Mental Hygiene Movement”. Ia terkenal karena pengalamannya yang luas dalam bidang pencegahan dan pengobatan gangguan mental dengan cara yang sangat manusiawi.



C. Pendekatan Kesehatan Mental  
1. Orientasi Klasik 
  • Kesadaran tentang perlunya perlakuan yang lebih manusiawi terhadap penyandang gangguan mental.
  • Pengertian Klasik mengandung arti sempit, karena kajian ilmu kesehatan mental lebih diperuntukkan bagi orang yang mengalami gangguan dan penyakit jiwa.
  • Penyembuhan Konflik-konflik dan trauma masa lalu.
2. Orientasi Penyesuaian Diri
  • Mengacu pada kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dngan tuntutan diri sendiri dan norma sosial.
  • Belajar Respon Adaptif.
3. Orientasi Pengembangan Potensi
  • Pelepasan sumber-sumber yang tersembunyi dari bakat, kreativitas, energi dan dorongan.
  • Aktualisasi diri sesuai potensinya à dari sekedar normal


Sumber :
http://4jipurnomo.wordpress.com/konsep-sehat/
http://suyatno.blog.undip.ac.id/files/2009/12/ikm3-konsep-sehat.pdf
kesehatan-mental.blogspot.com/
http://blogkesehatanmental.wordpress.com/2011/03/29/sejarah-perkembangan-kesehatan-mental/
blog.uad.ac.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar