Sabtu, 03 Mei 2014

Bentuk-bentuk utama dalam Terapi

1. Supportive Therapy
Menurut Kembaren (2009), tujuan dari supportive therapy adalah untuk menguatkan daya tahan mental yang telah dimilikinya, mengembangkan mekanisme daya tahan mental yang baru dan yang lebih baik untuk mempertahankan fungsi pengontrolan diri serta meningkatkan kemampuan adaptasi terhadap lingkungan. Terdapat beberapa bentuk Supportive Therapy, antara lain :
·         Ventilasi : suatu bentuk psikoterapi suportif yang memberi kesempatan seluas-luasnya kepada pasien untuk mengemukakan isi hatinya dan sebagai hasilnya ia akan merasa lega serta keluhannya akan berkurang
·         Persuasi : suatu bentuk psikoterapi suportif yang dilakukan dengan menerangkan secara masuk akal tentang gejala-gejala penyakitnya yang timbul akibat cara berpikir, perasaan, dan sikapnya terhadap masalah yang dihadapinya.
·         Reassurance : suatu bentuk psikoterapi suportif yang berusaha meyakinkan kembali kemampuan pasien bahwa ia sanggup mengatasi masalah yang dihadapinya
·         Sugestif : suatu bentuk psikoterapi suportif yang berusaha menanamkan kepercayaan pada pasien bahwa gejala-gejala gangguannya akan hilang
·         Bimbingan : suatu bentuk psikoterapi suportif yang memberi nasihat dengan penuh wibawa dan pengertian
·         Penyuluhan : adalah psikoterapi suportif yang membantu pasien mengerti dirinya sendiri secara lebih baik agar ia dapat mengatasi permasalahannya dan dapat menyesuaikan diri.

2. Reeducative therapy
Tujuan dari reeducative therapy adalah untuk mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknya lebih banyak di alam sadar, dengan usaha berencana untuk menyesuaikan diri kembali, memodifikasikan tujuan dan membangkitkan serta mempergunakan potensi kreatif yang ada. Cara-cara psikoterapi reedukatif antara lain ialah sebagai berikut :
·         Terapi hubungan antar manusia (relationship therapy)
·         Terapi sikap (attitude therapy)
·         Terapi wawancara (interview therapy) analisa dan sinthesa yang distributif (terapi psikobiologik Adolf Meyer)
·         Konseling terapetik
·         Terapi case work
·         Reconditioning
·         Terapi kelompok yang reedukatik
·         Terapi somatik 2

3. Reconstructive Therapy
    Reconstructive therapy adalah terapi yang menyelami alam tak sadar melalui teknik seperti asosiasi bebas, interpretasi mimpi, analisa daripada transfersi. Tujuannya adalah untuk merubah kepribadian sehingga tak hanya tercapai suatu penyesuaian diri yang lebih efisien, akan tetapi juga suatu maturasi daripada perkembangan emosional dengan dilahirkannya potensi adaptif baru.

Sumber :




Perbedaan antara Konseling dengan Psikoterapi




Kata konseling "counseling" berasal dari kata counsel dari bahasa latin counselium artinya “bersama” atau “bicara bersama”. “Berbicara bersama-sama adalah pembicaraan konselor (counselor) dengan seorang atau beberapa klien "counselor". Counselium berarti “people coming together to gain an understanding of problem that beset them were evident”
Menurut Schertzer dan Stone (1980) Konseling adalah upaya membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif perilakunya.
 Menurut Jones (1951) Konseling adalah kegiatan dimana semua fakta dikumpulkan dan semua pengalaman siswa difokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi sendiri oleh yang bersangkutan. Dimana ia diberi panduan pribadi dan langsung dalam pemecahan untuk lkien. Konseling harus ditujukan pada perkembangan yang progresif dari individu untuk memecahkan masalah-masalahnya sendiri tanpa bantuan.
Menurut Williamson, tujuan konseling adalah mencapai tingkat excellence dalam segala aspek kehidupan klien dengan membantu atau memberi kemudahan dalam proses perkembangan individu klien.
Psikoterapi adalah proses difokuskan untuk membantu Anda menyembuhkan dan konstruktif belajar lebih banyak bagaimana cara untuk menangani masalah atau isu-isu dalam kehidupan Anda. Hal ini juga dapat menjadi proses yang mendukung ketika akan melalui periode yang sulit atau stres meningkat, seperti memulai karier baru atau akan mengalami perceraian.
Menurut Wolberg (1954), psikoterapi adalah suatu bentuk dari perawatan (treatment) terhadap masalah-masalah yang dasarnya emosi, dimana seseorang yang terlatih dengan seksama membentuk hubungan profesional dengan pasien dengan tujuan memindahkan, mengubah atau mencegah munculnya gejala dan menjadi perantara untuk menghilangkan pola-pola perilaku yang terhambat.
Umumnya psikoterapi dianjurkan bila seseorang bergulat dengan kehidupan, masalah hubungan atau kerja atau masalah kesehatan mental tertentu, dan isu-isu atau masalah yang menyebabkan banyak individu yang besar rasa sakit atau marah selama lebih dari beberapa hari. Ada pengecualian untuk aturan umum, tetapi sebagian besar, tidak ada salahnya untuk pergi ke terapi bahkan jika Anda tidak sepenuhnya yakin Anda akan mendapat manfaat dari itu. Jutaan orang mengunjungi psikoterapis setiap tahun, dan sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa orang yang melakukannya manfaat dari interaksi. Kebanyakan terapis juga akan jujur dengan Anda jika mereka yakin Anda tidak akan mendapatkan keuntungan atau pendapat mereka, tidak perlu psikoterapi.
   Konseling dan psikoterapi memiliki perbedaan dan persamaan serta keterkaitan satu dengan lainnya. Perbedaan antara konseling dengan psikoterapi tidak dibuat secara jelas, akan tetapi banyak hal-hal yang dilakukan oleh psikoterapis  dan hal-hal yang merupakan praktek, psikoterapis juga dilakukan oleh konselor.
Konseling merupakan suatu hubungan yang bersifat membantu, interaksi antara konselor dan konseli menjadikan konseli terbantu dalam mencapai perubahan yang lebih baik, untuk menumbuhkan kekuatan psikologis.
      Perbedaan konseling dengan psikoterapi menurut Corey (1988) konseling yaitu peningkatan kesadaran dan kemungkinan memilih, berjangka pendek, difokuskan pada masalah, membantu individu untuk menyingjirkan hal-hal yang menghambat pertumbuhannya, dan individu dibantu untuk menemukan sumber-sumber pribadi gar bisa hidup lebih efektif.

Sumber :

Jumat, 21 Maret 2014

Pengertian Psikoterapi (Artikel 1)

Psikoterapi adalah proses difokuskan untuk membantu Anda menyembuhkan dan konstruktif belajar lebih banyak bagaimana cara untuk menangani masalah atau isu-isu dalam kehidupan Anda. Hal ini juga dapat menjadi proses yang mendukung ketika akan melalui periode yang sulit atau stres meningkat, seperti memulai karier baru atau akan mengalami perceraian.
Umumnya psikoterapi dianjurkan bila seseorang bergulat dengan kehidupan, masalah hubungan atau kerja atau masalah kesehatan mental tertentu, dan isu-isu atau masalah yang menyebabkan banyak individu yang besar rasa sakit atau marah selama lebih dari beberapa hari. Ada pengecualian untuk aturan umum, tetapi sebagian besar, tidak ada salahnya untuk pergi ke terapi bahkan jika Anda tidak sepenuhnya yakin Anda akan mendapat manfaat dari itu. Jutaan orang mengunjungi psikoterapis setiap tahun, dan sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa orang yang melakukannya manfaat dari interaksi. Kebanyakan terapis juga akan jujur dengan Anda jika mereka yakin Anda tidak akan mendapatkan keuntungan atau pendapat mereka, tidak perlu psikoterapi.
Wolberg ( 1967 dalam Phares dan Trull 2001), mengungakpakan bahwa psikoterapi merupakan suatu bentuk perlakuan atau treatment terhadap masalah yang sifatnya emosional. Dengan tujuan menghilangkan skintom untuk mengantarai pola perilaku yang terganggu serta meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi yang positif.
Sedangkan Corsini (1989) mengungkapkan bahwa psikoterapi sebagai suatu proses formal dan interaksi antara dua pihak yang memiliki tujuan untuk memperbaiki keadaan yang tidak menyenangkan (distress).
Sumber :

Sabtu, 18 Januari 2014

Komunikasi dalam Manajemen

A. Definisi Komunikasi
    Komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu Communis yang berarti keadaan yang biasa, membagi. Dengan kata lain, Komunikasi adalah suatu proses di dalam upaya membangun saling pengertian. Dalam suatu organisasi biasanya selalu menekankan bagaiman pentingnya sebuah komunikasi antar anggota organisasi untuk menekan segala kemungkinan kesalahpahaman yang bisa saja terjadi.

Beberapa definisi komunikasi menurut beberapa ahli :
  • Menurut Carl Hovland komunikasi adalah proses dimana seorang individu atau komunikator mengoperkan stimulan biasanya dengan lambang-lambang bahasa (verbal maupun nonverbal) untuk mengubah tingkah laku orang lain.
  • Menurut Theodorson dan Thedorson komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau emosi dari seseorang kepada orang lain terutama melalui simbol-simbol.
  • Menurut Edwin Emery komunikasi adalah seni menyampaikan iformasi, ide dan sikap seseorang kepada orang lain.


B. Proses Komunikasi

Komunikasi merupakan suatu proses yang mempunyai komponen dasar  sebagai berikut :

1. Pengirim pesan
2. Penerima pesan  
3. Pesan


1. Pengirim pesan (sender) dan isi pesan/materi
    Pengirim pesan adalah orang yang memiliki ide untuk disampaikan kepada seseorang dengan harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau nonverbal dan pesan akan efektif bila diorganisir dan jelas, 

Materi pesan dapat berupa :
  • Informasi
  • Ajakan
  • Rencana kerja
  • Pertanyaan dan sebagainya
2. Simbol/ isyarat
   Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya dapat dipahami oleh  orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu.

3. Media/penghubung
   Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti ; TV, radio surat kabar,  papan pengumuman, telepon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan  yang akan disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi dsb.

4.  Mengartikan kode/isyarat
    Setelah  pesan diterima  melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka  si penerima pesan  harus dapat mengartikan  simbul/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti /dipahaminya.

5.  Penerima pesan
   Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan  dari sipengirim  meskipun dalam bentuk code/isyarat  tanpa mengurangi arti pesan  yang dimaksud oleh pengirim

6. Balikan (feedback)
   Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi  kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan Hal ini penting  bagi manajer atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung  yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak
  Balikan yang diberikan oleh orang lain  didapat dari pengamatan pemberi balikan  terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan  menggambarkan perilaku penerima pesan  sebagai reaksi  dari pesan  yang diterimanya. Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan  kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi.

C. Hambatan dalam berkomunikasi
Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkan komunikasi tidak efektif yaitu  :
1. Status effect
   Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.
2. Semantic Problems
  Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
3. Perceptual distorsion
   Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.
4. Cultural Differences
   Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan, agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh : kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
5. Physical Distractions
  Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.
6. Poor choice of communication channels
  Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.
7. No Feed back
    Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.

D. Definisi Komunikasi Interpersonal
    Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan kepada pihak lain untuk mendapatkan umpan balik, baik secara langsung (face to face) maupun dengan media. Berdasarkan definisi ini maka terdapat kelompok maya atau faktual (Burgon & Huffner, 2002). Contoh kelompok maya, misalnya komunikasi melalui internet (chatting, face book, email, etc.). Berkembangnya kelompok maya ini karena perkembangan teknologi media komunikasi.
     Terdapat definisi lain tentang komunikasi interpersonal, yaitu suatu proses komunikasi yang bersetting pada objek-objek sosial untuk mengetahui pemaknaan suatu stimulus (dalam hal ini: informasi/pesan) (McDavid & Harari).

E. Komunikasi Interpersonal efektif dalam Organisasi yang mencakup Componential dan Situational
  Komunikasi dalam organisasi atau perusahaan dapat menentukan efektif atau tidaknya dalam suatu penyampaian pesan atau perintah antar anggota organisasi, baik antara atasan dengan bawahan (downward communication), bawahan dengan atasan (upward communication), maupun antar anggota yang jabatannya setaraf (lateral communication). Secara sederhana, komunikasi adalah proses penyampaian atau transfer dan pemahaman suatu pengertian (meaning). Jadi dalam berkomunikasi, kita harus efektif menyampaikan pesan yang ada pada kita kepada orang lain. Adapun berkomunikasi secara langsung dan sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan kepada orang lain. Karena dapat mengubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang dengan efek umpan balik secara langsung.
  Proses berkomunikasi dimulai dari adanya pesan yang akan disampaikan oleh pengirim, kemudian ditransfer melalui suatu channel (saluran), kemudian diterima oleh penerima. Adapun komunikasi interpersonal efektif dalam suatu organisasi mencakup dua bagian yaitu componential dan situational.
1. Componential
   Menjelaskan komunikasi antar pribadi dengan mengamati komponen-komponen utamanya, dalam hal ini adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik dengan segera.
2. Situasional
  Interaksi tatap muka antara dua orang dengan potensi umpan balik langsung dengan situasi yang mendukung disekitarnya.

Sumber :
M. Ghojali Bagus A.P., S.Psi. Buku Ajar Psikologi Komunikasi – Fakultas Psikologi Unair 2010
http://mengerjakantugas.blogspot.com/2012/06/proses-komunikasi-pengirim-pesan.html
http://manajemenkomunikasi.blogspot.com/
http://kikipratiwikiwi.blogspot.com/


Senin, 28 Oktober 2013

Tulisan 2 Pertemuan 2

Ulama ingin Wajibkan Ekonomi Syariah di seluruh Aceh

   Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) memutuskan, Pemerintah Aceh wajib mengadakan sistem ekonomi dan keuangan syariah kepada seluruh instansi pemerintahan, swasta, dan masyarakat di provinsi Aceh. "Ekonomi dan keuangan syariah telah terbukti mampu mengatasi problematika umat manusia dalam masalah keuangan. Untuk itu Pemprov Aceh wajib memberlakukan sistem tersebut," ucap Ketua Tim Perumus Tgk H Faisal Ali di Banda Aceh. Pemberlakukan sistem ekonomi dan keuangan syariah di seluruh Aceh tersebut merupakan salah satu bagian dari rancangan keputusan MPU Aceh tahun 2013 tentang lokarya ulama-ulama terhadap kearifan lokal bidang Ekonomi Syariah.

    Selanjutnya lokarya tersebut juga menyepakati meminta semua pihak untuk mendorong Pemerintah Aceh dan DPRA agar merumuskan dan menetapkan qanun terkait dengan operasional pelaksanaan ekonomi dan keuangan syariah secara menyeluruh di Aceh. "Pemerintah Aceh juga harus menempatkan dan menyalurkan anggarannya melalui Bank syariah," ucapnya.

    Poin selanjutnya, Pemerintah Aceh juga mensyariahkan semua bentuk simpan pinjam yang berkembang di tengah-tengah masyarakat di provinsi ujung paling barat Indonesia itu diantaranya PNPM Mandiri dan Bantuan Peumakmu Gampong (BPG). "Seluruh pengambil kebijakan di Provinsi Aceh juga perlu meningkatkan pemahaman fiqih muamalah dan ekonomi syariah secara komprehensif dan terintergratif," ucapnya. Wakil Ketua MPU tersebut juga mengatakan dinas, badan, lembaga yang berkaitan langsung dengan pelaksanaan syariat Islam diharapkan menjadi lokomotif penggunaan jasa lembaga ekonomi dan bank syariah.

   Kemudian lembaga pendidikan di Aceh termasuk dayah perlu memperkenalkan sistem ekonomi dan keuangan syariah pada semua jenjang pendidikan, sosialisasi sistem ekonomi dan keuangan syariah harus dioptimalkan secara rutin dan berkelanjutan. Selanjutnya, bank dan pengelola keuangan syariah diharapkan untuk mendukung kegiatan sosial masyarakat yang bersifat Islami serta masyarakat muslim di provinsi berpenduduk di sekitar lima juta jiwa itu wajib menggunakan jasa lembaga keuangan dan bank syariah dalam kaitan dengan simpan pinjam. (MSR)


Sumber :
 http://www.sayangi.com/ekonomi-bisnis

Minggu, 27 Oktober 2013

Tugas Pertemuan 2

A. Pengorganisasian Struktur Manajemen

    1. Definisi Pengorgaanisasian

      Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokan dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.
        G.R Terry memberikan pengertian Pengorganisasian dalam pengertian real ( real sense ) menunjukkan hubungan antara manusia sebagai akibat organisasi. Dalam pengertian abstrak menurut G.R Terry menunjukkan hubungan antara-unit-unit/ departemen-departemen kerja.
   2. Definisi Struktur Organisasi

      Struktur Organisasi dapat diartikan sebagai kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka keraj itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan dan dikoordinasikan (Robbins & Coulter, 2007).
        Struktur Organisasi menggambarkan kerangka dan susunan hubungan diantara fngsi, bagian atau posisi, juga menunjukkan hierarki organisasi dan struktur sebagai wadah untuk menjalankan wewenang, tanggung jawab dan sistem pelaporang terhadap atasan dan pada akhirnya akan memberikan stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup walaupun orang datang  dan pergi serta pengkoordinasian hubungan dengan lingkungan.  Struktur organisasi dapat menghindari atau mengurangi kesimpangsiuran dalam pelaksanaan tugas.

   3. Pengorganisasian sebagai Fungsi  Manajemen
     
       Merupakan fungsi dari manajemen yang merupakan proses dalam mengatur manusia, tugas, wewenang dan tanggung jawab dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi untuk Manajemen yaitu dapat mengatur kegiatan dalam suatu perusahaan, mengadakan pembagian kerja dan mengatur orang-orang.

B. Actuating Manajemen

  1. Definisi Actuating
  
      Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota keompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau dengan kesadaran secara bersama-bersama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif.
       Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha mengerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut. Oleh karena itu para anggota itu juga ingin mencapai sasaran tersebut.

  2. Pentingnya Actuating

      Pentingnya actuating adalah untuk melakukan pengarahan, bimbingan dan komunikasi. Dijelaskn pula bahwa pengarahan dan bimbingan adalah kegiatan meniptakan, memelihara, menjaga/ mempertahankan dan memajukan organisasi melalui setiap personil, baik secara struktural maupun fngsional, agar langkah operasionalnya tidak keluar dari usaha mencapai tujuan organisasi. Kedua, penggerakkan tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.
 
   3. Prinsip Actuating

     Dalam manajemen, Actuting bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut manusia, juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri. Actuating yang harus dilakukan oleh pemimpin harus berpegang pada beberapa prinsip, yaitu :
  • Prinsip mengarah pada tujuan
          Tujuan pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa makin efektifnya proses pengarahan akan semakin besar sumbangan bawahan terhadap usaha mencapai tujuan.
  • Prinsip keharmonisan dengan Tujuan
          Orang-orang bekeja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkin tidak sama dengan tujuan perusahaan. Mereka menghendaki demikian dengan harapan tidak terjadi penyimpangan yang terlalu besar dan kebutuhan mereka dapa dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis dengan kepentngan perusahaan.
  • Prinsip kesatuan Komando
          Prinsip ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan dan tanggung jawab para bawahan. Bilamana para bawahan hanya memiliki satu jalur di dalam melaporkan segla kegiatannya dan hanya untuk ditujukan kepada satu pimpinan saja, maka pertentangan didalam pemberian instruksi dapa dikurangi.

C. Mengendalikan Fungsi Manajemen

 1. Definisi Mengendalikan ( Controlling )

     Pengendalian atau Controlling adalah fungsi terakhir dari proses manajemen. Pengendalian ini berkaitan erat sekali dengan fungsi perencanaan dan kedua fungsi ini merupakan hal saling mengisi, karena :
  • Fungsi pengendalian harus lebih terdahulu direncanakan.
  • Pengendalian hanya dapat dilakukan, jika ada perencanaan/rencana.
  • Pelaksanaan rencana akan baik, jika pengendalian dilakukan secara baik.
  • Tujuan baru dapat diketahui tercapai dengan baik atau tidak setelah pengendalian atau pengukuran dilakukan.
     Menurut Earl P. Strong Pengendalian adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu perusahaan, agar sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana. Menurut Harold Koontz Pengendalian adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujun-tujuan perusahaan dapat terselenggara.

  2. Langkah-langkah dalam kontrol

      Seorang mnajer harus memiliki bebagai cara untuk memastikan bahwa semua fungsi manajemen dilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat diketahui melalui proses kontrol. Cara-cara pengendalian ini dapat dibedakan atas :
  • Pengendalian Langsung : Ialah pengendalian yang dilakukan secara langsung oleh seorang manajer secara pribadi. Ia memeriksa pekerjaan yang sedang dilakukan untuk mengetahui apakah hasil-hasilnya seperti yang dikehendakinya.
  • Pengendalian tidak langsung : Pengendalian jarak jauh melalui laporan yang diberikan oleh bawahan. laporan ini dapat berupa kata-kata, angka-angka atau statistik yang berisi gambaran atas kemajua yang dicapai. Pengendalian ini dapat berupa laopran tertulis dan laporan lisan.
  • Pengendalian berdasarkan kekecualian : Ialah pengendalian yang dikhususkan pada penyimpangan-penyimpagan yang luar biasa dari hasil atau standar yang diharapkan.
  3. Tipe-tipe Kontrol (Pengendalian )
  • Pengendalian Produksi (Production Control) : Yaitu untuk mengetahui kualitas dan kuantitas produksi yang dihasilkan,apakah sesuai dengan rencana yang ada.
  • Pegendalian Keuangan (Financial Control) : Pengendalian ini ditunjukan kepada hal-hal yang menyangkut keuangan, tentang pemasukan dan pengeluaran, biaya-biaya perusahaan, termasuk pengendalian anggaran.
  • Pengendalian Pegawai (Personal Control) : Pengendalian ini dtujukan kepada hal-hal yang ada hubungannya dengan kegiatan pegawai, apakah pegwai bekerja sesui dengan perintah, rencana, tata kerja, absensi pegawai dan lain-lain.
  • Pengendalian Waktu (Time Control) : Pengendalian ini ditujukan kepada penggunaan waktu, artinya apakah waktu untuk mengerjakan suatu pekerjaan sesuai dengan rencana atau tidak.
  • Pengendalian Kebijaksanaan (Policy Control) :  Ditujukan untuk mengetahui dan menilai apakah kebjiaksanaan-kebijaksanaan organisasi telah dilakukan sesuai dengan yang telah digariskan.
  • Pengendalian Teknis (Technical Control) : Ditujukan kepada hal-hal yang bersifat fisik, yang berhubungan dengan tindakan dan teknik pelaksanaan.
  • Pengendalian Penjualan (Sales Control ) : Ditujukan untuk mengetahui apakah produksi yang dihasilkan terjual sesuai dengan taarget yang ditetapkan.
  4. Proses Kontrol Manajemen

      Proses pengendalian manajemen adalah kegiatan yang digunakan oleh seluruh manjemen untuk menjamin baha anggota organisasi bawahan yag di supervisi akan mengimplementasikan strategi yang ditetapkan. Batas pengendalian kontol manajemen adalah :
  • Strategy Formulation
  • Management Control
  • Task Control
Sumber :
S.P Hasibuan, Drs.Malayu.1984.Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah.PT Gunung Agung:Jakarta
Robbins, P.Stephens. 1989. Organizational Behavior.New Jersey
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29304/4/Chapter%20II.pdf
http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2205936-pengertian-pelaksanaan-actuating/

Sabtu, 26 Oktober 2013

Tulisan 1 Pertemuan 2

Istana Meluncurkan Paket untuk memudahkan Usaha

   Pada tanggal 25 Oktober hari Jumat, Wakil Presiden yaitu Boediono meluncurkan 8 paket kebijakan untuk memberikan kemudahan dalam dunia usaha. Dalam 8 paket itu meliputi : kemudahan usaha, penyambungan teanga listrik, pembayaran pajak dan premi asuransi, penyelesaian perkara perdata ringan, penyelesaian perkara kepailitan, pencatatan hak atas tanah dan bangunan, perizinan pendirian pembangunan serta kemudahan memperoleh kredit. Pada Februari 2014 mendatang paket tersebut rencananya mulai diterapkan di Provinsi DKI Jakarta sebagai Pilot Project. " Insya Allah nantinya akan diterapkan juga di sektor tertentu lainnya," ucap Pak Boediono.

   Sementara itu, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Mahendra Siregar menambahkan, untuk menunjang pemberlakuan paket tersebut, Pemerintah akan melakukan 17 rencana aksi hingga Februari 2014. Tujuannya untuk mempermudah berdiri dan beroperasinya perusahaan di Indonesia. Rencana aksi tersebut akan dipantau oleh tim khusus yang terdiri atas Unit Kerja Presiden Bidang Pengadilan dan Pengawasan Bangunan (UKP4), Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-R), Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKB) dan BKPM. 


Sumber :
http://www.sayangi.com/ekonomi