Minggu, 30 Juni 2013

Rangkuman Tugas Kesehatan Mental


A. Konsep Sehat 

Konsep sehat adalah suatu kondisi seseorang dimana seluruh bagian dari manusia dapat bekerja sama dengan baik agar dapat menyesuaikan dirinya ke dalam lingkungan sekitar. Setiap usaha-usaha dalam mencapai dan mempertahankan kesehatan itu merupaan konsep sehat iu sendiri. Banyak usaha yang dilakukan setiap orang agar mencapai apa itu yang kita sebut dengan sehat, baik itu dengan melakukan kegiatan berolahraga, mengkonsumsi makanan-makanan yang bergizi, meminum vitamin-vitamin bhkan adda yang sampai menempuh jalan yang bisa dianggap sedikit diluar nalar. 

1. Sehat secara fisik : Tidak merasa sakit dan memang secara klinis tidak sakit, Semua organ tubuh normal dan berfungsi normal dll.
2. Sehat mental (jiwa), mencakup sehat : pikiran, spiritual dan emosional

Perkembangan kesehatan mental dipengaruhi oleh dua tokoh perintisnya, yaitu Dorothea Lynde Dix dan Clifford Whittingham Beers. Kedua tokoh ini banyak mendedikasikan hidupnya dalam bidang pencegahan gangguan mental dan pertolongan bagi orang-orang miskin dan lemah. Dorthea Lynde Dix lahir pada tahun 1802 dan meninggal dunia pada tanggal 17 Juli 1887. Ia adalah seorang guru di Massachussets, yang menaruh perhatian terhadap orang-orang yang mengalami gangguan mental. Sebagian perintis (pioneer), selama 40 tahun Ia berjuang untuk memberikan pertolongan terhadap orang-orang yang mengalami gangguan mental agar dapat diperlakukan secara lebih manusiawi.

Sumber :

Tulisan 2

TEORI KEPRIBADIAN SEHAT
1. Sigmund Freud 

Sigmund Freud lahir pada tanggal 6 mei 1856 di kota kecil Freiberg diwilayah Moravia. Ayahnya adalah seorang pedagang wool dengan pikiran maju dan rasa humor yang baik. Ibunya seorang wanita yang aktif merupakan istri kedua bapaknya dengan usia 20 tahun lebih muda. 
Sebagai anak yang cerdas dan selalu mendapatkan nilai tertinggi di kelasnya, ia melanjutkan pendidikan ke sekolah kedokteran, salah satu pilihan sekolah yang bergengsi bagi anak-anak Yahudi yang pintar di Wina kala itu. Freud berpendapat bahwa Alam bawah sadar adalah sumber dari mativasi dan dorongan yang ada dalam diri kita, apakah itu hasrat yang sederhana seperti makanan atau seks, daya-daya neurorik atau motif yang mendorong seorang seniman atau ilmuwan berkarya. 

2. Carl Gustav Jung
Pendekatan Jung terhadap psikologi yang unik dan berpengaruh lua ditekankan pada pemahaman "psyche" melalui eksplorasi dunia mimpi, seni, mitologi, agama serta filsafat. Meskipun ia adalah seorang psikoolog teoretis dn praktis dalam sebagian besar masa hidupya, kebanyakkan karyanya mengeksplorasi bidang lain : Filsafat Timur vs Barat, Alkimia, Astrologi, Sosiologi, juga sastra dan seni. Jung juga menekankkan pentingnya keseimbangan dan harmoni. Ia memperingatkan bahwa manusia modern terlalu banyak mengandalkan sains dan logika danakan mendapat manfaat dari pengintegrasian spiritualits serta apresiasi terhadap dunia bawah sadar.

B. Aliran Behavioristik

Behaviorisme adalah sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh John B. Watson pada tahun 1913 yang berpendapat bahwa perilaku harus merupakan unsur subyek tunggal psikologi.Behaviorisme merupakan aliran revolusioner, kuat dan berpengaruh, serta memiliki akar sejarah yang cukup dalam.Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (yang menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif) dan juga psikoanalisis.

Behaviorisme ingin menganalisis bahwa perilaku yang tampak saja yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Behaviorisme memandang pula bahwa ketika dilahirkan, pada dasarnya manusia tidak membawa bakat apa-apa. Manusia akan berkembang berdasarkan stimulus yang diterimanya dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang buruk akan menghasilkan manusia buruk, lingkungan yang baik akan menghasilkan manusia baik. Kaum behavioris memusatkan dirinya pada pendekatan ilmiah yang sungguh-sungguh objektif. Kaum behavioris mencoret dari kamus ilmiah mereka, semua peristilahan yang bersifat subjektif, seperti sensasi, persepsi, hasrat, tujuan, bahkan termasuk berpikir dan emosi, sejauh kedua pengertian tersebut dirumuskan secara subjektif.

C. Aliran Humanistik

Pemahaman tentang manusia dalam psikologi humanistik berdasarkan kepada keyakinan bahwa nilai-nilai etika merupakan daya psikologi yang kuat dan ia merupakan penentu asas kelakuan manusia. Keyakinan ini membawa kepada usaha meningkatkan kualitas manusia seperti pilihan, kreativitas, interaksi fisik, mental dan jiwa, dan keperluan untuk menjadi lebih bebas Psikologi humanistik juga didefinisikan sebagai sebuah sistem pemikiran yang berdasarkan kepada berbagai nilai, sifat, dan tindak tanduk yang dipercayai terbaik bagi manusia. Sehingga terwujudlah satu nilai yang baru sebagai pendekatan untuk memahami sifat dan keadaan manusia secara holistik.
Humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia. Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif.
Kemampuan bertindak positif ini yang disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik yang beraliran humanism biasanya memfokuskan pengajarannya pada pembangunan kemampuan positif ini.
Tokoh pencetus aliran humanisme adalah Arthur Combs, Abraham Maslow, Carl Rogers, Erich Fromm daan Viktor Franklin
1. Abraham Maslow
Abraham Harold Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada tanggal 1 April 1908. Maslow dibesarkan dalam keluarga Yahudi Rusia dengan orangtua yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Pada masa kecilnya, ia dikenal sebagai anak yang kurang berkembang dibanding anak lain sebayanya. Ia mengatakan bahwa dirinya adalah seorang anak Yahudi yang tumbuh dalam lingkungan yang mayoritas dihuni oleh non Yahudi.
- Asumsi dan Prinsip Dasar Teori
Ahli-ahli teori humanistik menunjukkan bahwa : 
1) tingkah laku  individu pada mulanya ditentukan oleh bagaimana mereka merasakan dirinya sendiri dan dunia sekitarnya
2) individu bukanlah satu-satunya hasil dari lingkungan mereka seperti yang dikatakan oleh ahli teori tingkah laku, melainkan langsung dari dalam (internal), bebas memilih, dimotivasi oleh keinginan untuk aktualisasi diri (self-actualization) atau memenuhi potensi keunikan mereka sebagai manusia.

2. Carl Roger

Carl Ransom Rogers lahir pada tanggal 8 Januari 1902 di Oak Park, Illinios, Chicago. Rogers meninggal dunia pada tanggal 4 Februari 1987 karena serangan jantung. Latar belakang: Rogers adalah putra keempat dari enam bersaudara. Rogers dibesarkan dalam keluarga yang berkecukupan dan menganut aliran protestan fundamentalis yang terkenal keras, dan kaku dalam hal agama, moral dan etika. Rogers terkenal sebagai seorang tokoh psikologi humanis, aliran fenomenologis-eksistensial, psikolog klinis dan terapis, ide – ide dan konsep teorinya banyak didapatkan dalam pengalaman -pengalaman terapeutiknya.(Schultz 1991).
- Asumsi dan Prinsip Dasar Teori
1. Kecenderungan formatif : Segala hal di dunia baik organik maupun non-organik tersusun dari hal-hal yang lebih kecil.
2. Kecenderungan aktualisasi: Kecenderungan setiap makhluk hidup untuk bergerak menuju ke kesempurnaan atau pemenuhan potensial dirinya. Tiap individual mempunyai kekuatan yang kreatif untuk menyelesaikan masalahnya.

Sumber :
Boeree, Dr.C.George.2004.Personality Theories.Primasophie:Yogyakarta
Suryabrata, Sumadi.1995.Psikologi Kepribadian.Raja Grafindo Persada:Jakarta
http://ceritaanni.wordpress.com/2011/10/08/teori-humanistik-maslow-roger/



Tulisan 3
A. Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri merupakan proses yang meliputi respon mental dan perilaku yang merupakan usaha individu untuk mengatasi dan menguasai kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, frustasi, dan konflik-konflik agar terdapat keselarasan antara tuntutan dari dalam dirinya dengan tuntutan atau harapan dari lingkungan di tempat ia tinggal.

Berdasarkan beberapa definisi yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih  sesuai antara diri individu dengan lingkungannya.

Schneiders (1964: 51) mengungkapkan bahwa individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik (well adjustment person) adalah mereka dengan segala keterbatasannya, kemampuannya serta kepribadiannya telah belajar untuk bereaksi terhadap diri sendiri dan lingkungannya dengan cara efisien, matang, bermanfaat, dan memuaskan. Efisien artinya bahwa apa yang dilakukan individu tersebut dapat memberikan hasil yang sesuai dengan yang diinginkan tanpa banyak mengeluarkan energi, tidak membuang waktu banyak, dan sedikit melakukan kesalahan. Matang artinya bahwa individu tersebut dapat memulai dengan melihat dan menilai situasi dengan kritis sebelum bereaksi.

B. Pertumbuhan Personal

Kehidupan manusia dihubungkan dalam 2 proses yang terus menerus dan berkelanjutan. Kedua proses tersebut merupakan pengertisn dsri pertumbuhsn dan perkembangan. Manusia mempunyai kapasitas jasmanih dan rohaniah sebgai suatu kondi yang menuju pada arah kesempurnaan . menurut Crow dan Crow, kematangan atau pertumbuhan sejak pembuahan dan seterusnya merupakan gejala alamiah. Pertumbuhan itu sebagai suatu hasil dari fakor-faktor luar dari individu yang matang atau tumbuh itu bisa di tunjukan sebagi perkembangan . 
Definisi pertumbuhan ialah perubahan secara fisiologis dari hasil proses suau kematangan funsi-fungsi jasmani sebagai akibat dari adannya pengaruh lingkungan. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai proses berubahnnya keadaan jasmaniah (fisik) yang turun-menurun dalam bentuk proses aktif yang berkesinambungan. Selain itu pertumbuhan tidak hanya berlaku pada hal yang bersifat kuntitatif , seperti alam, sel, kromosom rambut dan lain-lain. Namun pertumbuhan terdiri daribahan-bahan kualitatif seperi kesan, keinginan, ide, gagasan, pengeahuan , nilai dan lain-lain. Pengretian lain tentang pertumbuahan. 

Sumber :
http://bananacakez.blogspot.com/2012/04/penyesuaian-diri-dan-perkembangan.html


Tulisan 1

Teori Kepribadian Sehat

1. Allport
Ciri-Ciri Kepribadian yang Matang Menurut Allport

Menurut Allport, faktor utama tingkah lalu orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat yang terorganisir dan selaras yang mendorong dan membimbing tingkah laku menurut prinsip otonomi fungsional.
Kualitas Kepribadian yang matang menurut allport sebagai berikut:
1. Ekstensi sense of self
-  Kemampuan berpartisipasi dan menikmati kegiatan dalam jangkauan yang luas.
-  Kemampuan diri dan minat-minatnya dengan orang lain beserta minat mereka.
-  Kemampuan merencanakan masa depan (harapan dan rencana)
2. Hubungan hangat/akrab dengan orang lain
Kapasitas intimacy (hubungan kasih dengan keluarga dan teman) dan compassion(pengungkapan hubungan yang penuh hormat dan menghargai dengan setiap orang)
3. Penerimaan diri
Kemampuan untuk mengatasi reaksi berlebih hal-hal yang menyinggung dorongan khusus (misal : mengolah dorongan seks) dan menghadapi rasa frustasi, kontrol diri, presan proporsional.
4. Pandangan-pandangan realistis, keahlian dan penugasan
Kemampuan memandang orang lain, objek, dan situasi. Kapasitas dan minat dalam penyelesaian masalah, memiliki keahlian dalam penyelesain tugas yang dipilih, mengatasi pelbagai persoalan tanpa panik, mengasihani diri, atau tingkah laku lain yang merusak.
5. Objektifikasi diri: insight dan humor
Kemampuan diri untuk objektif dan memahami tentang diri dan orang lain. Humor tidak sekedar menikmati dan tertawa tapi juga mampu menghubungkan secara positif pada saat yang sama pada keganjilan dan absurditas diri dan orang lain.
6. Filsafat Hidup
Ada latar belakang yang mendasari semua yang dikerjakannya yang memberikan tujuan dan arti. Contohnya lewat agama.
Untuk memahami orang dewasa kita membutuhkan gambaran tujuan dan aspirasinya. Tidak semua orang dewasa memiliki kedewasaan yang matang. Bisa saja seseorang melakukan sesuatu hal tanpa tahu apa yang ia lakukan.

2. Carl Rogers
Perkembangan Kepribadian
Walaupun konsep kemanusiaan yang dikemukakan oleh Carl Rogers tidak begitu banyak berubah dari tahun 1940-an sampai kematiannya pada tahun 1987, namun terapi dan teorinya telah mengalami perubahan nama beberapa kali. Pada tahun-tahun awal , pendekatan yang dilakukan Rogers dikenal sebagai "nondirective", istilah tidak menyenangkan yang diasosiakan dengan namanya dalam waktu yang cukup lama. kemudian pendekatan tersebut menggnakan beragam istilah antara lain pendekatan yang berpusat pada klien (client-centered), yang berpusat pada pribadi (person-centered), yang berpusat pada siswa (student-centered), yang berpusat pada kelompok (group-centered) dan person to person. kita menggunakan penamaan yang berpusat pada klien untuk merujuk terapi Rogers dan istilah yang lebih luas yaitu person-centered untuk merujuk pada teori kepribadian Rogers.
Rogers bekerja sbg psikoterapis dan dari profesinya inilah ia mengembangkan teori humanistiknya. Dalam konteks terapi, ia menemukan dan mengembangkan teknik terapi yang dikenal sebagai Client-centered Therapy. Dibandingkan teknik terapi yang ada masa itu, teknik ini adalah pembaharuan karena mengasumsikan posisi yang sejajar antara terapis dan pasien (dalam konteks ini pasien disebut klien).

Pokok-pokok Teori Carl Rogers
- Struktur kepribadian
Rogers lebih mementingkan dinamika dari pada struktur kepribadian. Namun demikian ada tiga komponen yang dibahas bila bicara tentang struktur kepribadian menurut Rogers, yaitu : organisme, medan fenomena, dan self.
a. Organime, mencakup :
1. Makhluk hidup
Organisme adalah makhluk lengkap dengan fungsi fisik dan psikologisnya, tempat semua pengalaman dan segala sesuatu yang secara potensial terdapat dalam kesadar setiap saat.
2. Realitas subjektif
Organisme menanggapi dunia seperti yang diamati atau dialaminya. Realita adalah medan persepsi yang sifatnya subjektif, bukan benar-salah.
3. Holisme
Organisme adalah kesatuan sistem, sehingga perubahan pada satu bagian akan mempengaruhi bagian lain. Setiap perubahan memiliki makna pribadi atau bertujuan, yakni tujuan mengaktualisasi, mempertahankan, dan mengembangkan diri.

3. Abraham Maslow
Hierarki Kebutuhan Individu

Teori Hirarki Kebutuhan dikemukakan oleh Abraham Maslow (lahir 1 April 1908 – meninggal 8 Juni 1970 pada umur 62 tahun) ia adalah teoretikus yang banyak memberi inspirasi dalam teori kepribadian.Ia juga seorang psikolog yang berasal dari Amerika dan menjadi seorang pelopor aliran psikologi humanistik. Ia terkenal dengan teorinya tentang hirarki kebutuhan manusia. Salah satu teori motivasi yang paling banyak diacu adalah teori “Hirarki Kebutuhan”.Maslow menjadi pelopor aliran humanistik psikologi yang terbentuk pada sekitar tahun 1950 hingga 1960-an. Pada masa ini, ia dikenal sebagai “kekuatan ke tiga” di samping teori Freud dan behaviorisme.
Maslow memandang kebutuhan manusia berdasarkan suatu hirarki kebutuhan dari kebutuhan yang paling rendah hingga kebutuhan yang paling tinggi. Maslow menggunakan piramida sebagai peraga untuk memvisualisasi gagasannya mengenai teori hirarki kebutuhan. Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya.Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut :
·         Kebutuhan fisiologis atau dasar
·         Kebutuhan akan rasa aman
·         Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
·         Kebutuhan untuk dihargai
·         Kebutuhan untuk aktualisasi diri

4. Erich Fromm
Ciri-ciri kepribadian yang sehat menurut Erich Fromm
1.   Cinta yang produktif cinta yang produktif menyangkut empat sifat yang menantang perhatian, tanggung jawab, respek dan pengetahuan. Mencintai orang-orang lain berarti memperhatikan (dalam pengertian memelihara mereka), sungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan mereka, dan membantu pertumbuhan dan perkembangan mereka. 
2.  Pikiran yang produktif Pikiran yang produktif meliputi kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas. Pemikir produktif didorong oleh perhatian yang kuat terhadap objek pikiran. Pemikir yang produktif dipengaruhi olehnya dan memperhatikannya. Fromm percaya bahwa semua penemuan dan wawasan yang hebat melibatkan pikiran objektif, dimana pemikir-pemikir didorong oleh ketelitian, dan perhatian untuk menilai secara objektif seluruh masalah. 
3.  Kebahagiaan Kebahagiaan merupakan prestasi yang paling hebat. 
     4.  Suara hati Fromm membedakan dua tipe suara hati otoriter dan suara hati humanistis. 

Sumber :
Feist, J., & Feist, G.J.(2010).Theories of Personality ( Teori Kepribadian).Jakarta:Salemba Humanika

Tulisan 2
Stress

A. Pengertian stress
Stres menurut Hans Selye dalam buku Hawari (2001) menyatakan bahwa stres adalah respon tubuh yang sifatnya nonspesifik terhadap setiap tuntutan beban atasnya. Bila seseorang setelah mengalami stres mengalami gangguan pada satu atau lebih organ tubuh sehingga yang bersangkutan tidak lagi dapat menjalankan fungsi pekerjaannya dengan baik, maka ia disebut mengalami distres. Pada gejala stres, gejala yang dikeluhkan penderita didominasi oleh keluhan-keluhan somatik (fisik), tetapi dapat pula disertai keluhan-keluhan psikis. Tidak semua bentuk stres mempunyai konotasi negatif, cukup banyak yang bersifat positif, hal tersebut dikatakan eustres.

1. Faktor-faktor Individual dan Sosial yang menjadi penyebab Stress

a. Faktor Individual
Tatkala seseorang menjumpai stresor dalam lingkungannya, ada dua karakteristik pada stresor tersebut yang akan mempengaruhi reaksinya terhadap stresor itu yaitu: Berapa lamanya (duration) ia harus menghadapi stresor itu dan berapa terduganya stresor itu (predictability).
b. Faktor sosial.

1. Perkawinan
Berbagai permasalahan perkawinan merupakan sumber stress yang dialami seseorang, misalnya pertengkaran, perpisahan, perceraian, kematian salah satu psangan dan lain sebagainya.
2. Problem orang tua
Permasalahan yang dihadapi orang tua misalnya kenakalan anak, ank sakit, hubungan yang tidak baik degan mertua, dan lain sebagainya.
3. Hubungan Interpersonal
Gangguan ini dapat berupa hubungan dengan kawan dekat atau orang-orang disekitar yang mengalami konflik.
4. Pekerjaan
Masalah pekerjaan merupakan sumber stress kedua setelah masalah perkawinan misalnya pekerjaan terlalu banyak, pekerjaan tidak cocok, mutasi, jabatan, dan lai sebagainya.
5. Lingkungan Hidup
Kondisi lingkungan yang buruk besar pengaruhnya bagi kesehatan seseorang. Rasa tercekam dan tidak mersa aman ini amat mengganggu ketenangan dan ketentraman hidup sehingga tidak jarang orang jatuh kedalam depresi dan kecemasan. 

2. Efek-efek Stress Menurut Hans Selye
Menurut Hans Selye, ahli endokrinologi terkenal di awal 1930, tidak semua jenis stres yang merugikan, dengan demikian, ia datang dengan eustress dan kesusahan. Kita semua melakukan menjalani ringan, saat-saat singkat dan dikendalikan dari ketegangan saraf yang dianggap umum, dan bertindak sebagai rangsangan positif terhadap pertumbuhan seseorang intelektual dan emosional. Selye disebut eustress ini. Ia didefinisikan distres menjadi sesuatu yang sebaliknya dan ditandai dengan tekanan fisik dan psikologis yang parah yang mengganggu kesehatan umum.
Efek fisiologis dari stres pada tubuh meliputi:
- Nyeri dada
- Insomnia atau tidur masalah
- Nyeri kepala Konstan
- Hipertensi
- Tukak

B. Tipe-tipe Stress

Manusia berespon terhadap stres secara keseluruhan, sehingga kita tidak dapat memisahkan secara sangat tegas bentuk-bentuk stres. Stres biologis, misalnya adanya infeksi bakteri, akan juga berpengaruh terhadap emosi kita. Bisa pula suatu stres psikologis, misalnya kegagalan kerja, sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan fisik. Meski demikian, dapat disebutkan beberapa tipe stres psikologis, yang sering terjadi bersamaan
a. Tekanan
b. Konflik.
c. Frustrasi.
d. Kecemasan

C. Sympton reducing responses terhadap stress 

Kehidupan akan terus berjalan seiring dengan berjalannya waktu. Individu yang mengalami stress tidak akan terus menerus merenungi kegagalan yang ia rasakan. Untuk itu setiap individu memiliki mekanisme pertahanan diri masing-masing dengan keunikannya masing-masing untuk mengurangi gejala-gejala stress yang ada. Berikut mekanisme pertahanan diri (defense mechanism) yang biasa digunakan individu untuk dijadiakan strategi saat menghadapi stress:

1. Indentifikasi
Identifikasi adalah suatu cara yang digunakan individu untuk menghadapi orang lain dngan membuatnya menjadi kepribadiannya, ia ingin serupa dan bersifat sama seperti orang lain tersebut. Misalnya seorang mahasiswa yang menganggap dosen pembimbingnya memiiliki kepribadian yang menyenangkan, cara bicara yang ramah, dan sebagainya. Maka mahasiswa tersebut akan meniru dan berperilaku seperti dosennya.

2. Kompensasi 
Seorang individu tidak memperoleh kepuasan di bidang tertentu, tetapi mendapatkan kepuasan di bidang lain. Misalnya Andi memiliki nilai yang buruk dalam bidang Matematika, namun prestasi olah raga yang ia miliki sangatlah memuaskan.

3. Overcompensation/ reaction formation
Perilaku seseorang yang gagal mencapai tujuan dan orang tersebut tidak mengakui tujuan pertama tersebut dengan cara melupakan serta melebih-lebihkan tujuan kedua yang biasanya berlawanan dengan tujuan pertama. Misalnya seorang anak yang ditegur gurunya karena mengobrol saat upacara, bereaksi dengan menjadi sangat tertib saat melaksanakan upacara dan menghiraukan ajakan teman untuk mengobrol.

4. Sublimasi
Sublimasi adalah suatu mekanisme sejenis yang memegang peranan positif dalam menyelesaikan suatu konflik dengan pengembangan kegiatan yang konstruktif. Penggantian objek dalam bentuk-bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat dan derajatnya lebih tinggi. Misalnya sifat agresifitas yang disalurkan menjadi petinju atau tukang potong hewan.

5. Proyeksi
Proyeksi adalah mekanisme perilaku dengan menempatkan sifat-sifat batin sendiri pada objek di luar diri atau melemparkan kekurangan diri sendiri pada orang lain. Mutu proyeksi lebih rendah daripada rasionalisasi. Contohnya seorang anak tidak menyukai temannya, namun ia berkata temannyalah yang tidak menyukainya.  

6. Introyeksi
Introyeksi adalah memasukan dalam pribadi dirinya sifat-sifat pribadi orang lain. Misalnya seoarang wanita mencintai seorang pria, lalu ia memasukan pribadi pria tersebut ke dalam pribadinya.

7. Reaksi konversi
Secara singkat mengalihkan konflik ke alat tubuh atau mengembangkan gejala fisik. Misalkan belum belajar saat menjelang bel masuk ujian, seorang anak wajahnya menjadi pucat dan berkeringat.

8. Represi
Represi adalah konflik pikiran, impuls-impuls yang tidak dapat diterima dengan paksaan ditekan ke dalam alam tidak sadar dan dengan sengaja melupakan. Misalnya seorang karyawan yang dengan sengaja melupakan kejadian saat ia dimarahi oleh bosnya tadi siang.

D. Pendekatan problem solving terhadap stress

Suatu masalah didefinisikan sebagai suatu kesenjangan (gap) antara situasi sekarang dan target yang diinginkan. Semua orang harus menjadi pemecah masalah (problem solvers)dengan cara melakukan analisis secara seksama terhadap proses, kemudian berusaha menutupi kesenjangan yang terjadi.

Sumber :


Tulisan 3
Koping (coping) Stress
Koping berasal dari kata coping yang bermakna harafiah pengatasan/penanggulangan (to cope with = mengatasi, menanggulangi). Namun karena istilah coping merupakan istilah yang sudah jamak dalam psikologi serta memiliki makna yang kaya, maka penggunaan istilah tersebut dipertahankan dan langsung diserap ke dalam bahasa Indonesia untuk membantu memahamii bahwa coping(koping) tidak sesederhana makna harafiahnya saja. Koping sering disamakan dengan adjustment (penyesuaian diri). Koping juga sering dimaknai sebagai cara untuk memecahkan masalah (problem solving). Pengertian koping memang dekat dengan kedua kedua istilah di atas, namun sebenarnya agak berbeda. Pemahaman adjustment biasanya merujuk pada penyesuaian diri dalam menghadapi kehidupan sehari-hari. Pemecahan masalah lebih mengarah pada proses kognitif dan persoalan yang juga bersifat kognitif. Jadi koping lebih mengarah pada yang orang lakukan untuk mengatasi tuntutan-tuntutan yang penuh tekanan atau yang membangkitkan emosi. Atau dengan kata lain, koping adalah bagaimana reaksi orang ketika menghadapi stres/ tekanan.
Lazarus membagi koping menjadi dua jenis yaitu: 
1. Tindakan langsung (direct Action)
Koping jenis ini adalah setiap usaha tingkah laku yang dijalankan ole individu untuk mengatasi kesakitan atau luka, ancaman atau tantangan dengan cara mengubah hubungan hubunngan yang bermasalah dengan lingkungan. Individu menjalankan koping jenis direct action atau tindakan langsung bila dia melakukan perubahan posisi terhadap masalah yang dialami.

Ada 4 macam koping jenis tindakan langsung :
a. Mempersiapkan diri untuk menghadapi luka
Individu melakukan langkah aktif dan antisipatif (bereaksi) untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya dengan cara menempatkan diri secara langsung pada keadaan yang mengancam dan melakukan aksi yang sesuai dengan bahaya tersebut. terhadap kemungkinan mengalami penyakit tertentu. 

b. Agresi 
Agresi adalah tindakan yang dilakukan oleh individu dengan menyerang agen yang dinilai mengancam atau akan melukai. Agresi dilakukan bila individu merasa atau menilai dirinya lebih kuat atau berkuasa terhadap agen yang mengancam tersebut. Misalnya, tindakan penggusuran yang dilakuakan oleh pemerintah Jakarta terhadap penduduk yang berada dipemukiman kumuh. Tindakan tersebut bias dilakukan karena pemerintah memilki kekuasaan yang lebih besar disbanding dengan penduduk setempat yang digusur. 
c. Penghindaran (Avoidance)
Tindakan ini terjadi bila agen yang mengancam dinilai lebih berkuasa dan berbahaya sehingga individu memilih cara menghindari atau melarikan diri dari situasi yang mengancam. Misalnya, penduduk yang melarikan diri dari rumah-rumah mereka karena takut akan menjadi korban pada daerah-daerah konflik seperti aceh. 
d. Apati 
Jenis koping ini merupakan pola orang yang putus asa. Apati dilakukan dengan cara individu yang bersangkutan tidak bergerak dan menerima begitu saja agen yang melukai dan tidak ada usaha apa-apa untuk melawan ataupun melarikan diri dari situasi yang mengancam tersebut. Misalnya, pada kerusuhan Mei. Orang-orang Cina yang menjadi korban umumnya tutup mulut, tidak melawan dan berlaku pasrah terhadap kejadian biadab yang menimpa mereka. Pola apati terjadi bila tindakan baik tindakan mempersiapkan diri menghadapi luka, agresi maupun advoidance sudah tidak memungkinkan lagi dan situasinya terjadi berulang-ulang. Dalam kasus diatas, orang-orang cina sering kali dan berulangkali menjadi korban ketika terjadi kerusuhan sehingga menimbilkan reaksi apati dikalangan mereka. 
2. Peredaan atau peringatan (palliation)
Jenis koping ini mengacu pada mengurangi, menghilangkan dan menoleransi tekanan-tekanan ketubuhan atau fisik, motorik atau gambaran afeksi dan tekanan emosi yang dibangkitkan oleh lingkungan yang bermasalah. Atau bisa diartikan bahwa bila individu menggunakan koping jenis ini, posisinya dengan masalah relatif tidak berubah, yang berubah adalah diri individu, yaitu dengan cara merubah persepsi atau reaksi emosinya.
Ada 2 jenis koping peredaan atau palliation:
a. Diarahkan pada gejala (Symptom Directid Modes)
Macam koping ini digunakan bila gangguan muncul dari diri individu, kemudian individu melakukan tindakan dengan cara mengurangi gangguan yang berhubungan dengan emosi-emosi yang disebabkan oleh tekanan atau ancaman tersebut. Penggunaan obat-obatan terlarang, narkotika, merokok, alcohol merupakan bentuk koping dengan cara diarahkan pada gejala. Namun tidak selamanya cara ini bersifat negative. Melakukan relaksasi, meditasi atau berdoa untuk mengatasi ketegangan juga tergolong kedalam symptom directed modes tetapt bersifat positif. 
b. Cara intra psikis
Koping jenis peredaan dengan cara intrapsikis adalah cara-cara yang menggunakan perlengkapan-perlengkapan psikologis kita, yang biasa dikenal dengan istilah Defense.
Mechanism (mekanisme pertahanan diri). 
Disebut sebagai defence mechanism atau mekanisme pembelaan diri, karena individu yang bersangkutan selalu mencoba mengelak dan membela diri dari kelemahan atau kekerdilan sendiri dan mencoba mempertahankan harga dirinya: yaitu dengan jalan mengemukakan bermacam-macam dalih atau alasan. 
Sumber :


Tulisan 1 Penyesuaian dan Pertumbuhan

a.  Pengertian dan Konsep Penyesuaian diri

Penyesuaian diri merupakan suatu proses alamiah dan dinamis yang bertujuan mengubah peilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuaidengan kondisi lingkungannya. Penyesuaian diri dapat diartikan sebagai berikut :

a.Penyesuaian diri yang berarti adaptasi dapat mempertahankan eksitensi, atau bisa survive dan memperoleh kesejahteaan jasmani dan rohani, dan dapat mengadakan relasi yang memuaskan dengan tuntutan lingkungan sosial.

b.Penyusaian diri yang berarti sebagai komformitas yang berarti menyesuaikan sesuatu dengan standar atau prinsip yang berlaku umum.

c.Penyesuaian diri yang berarti penguasaan, yaitu mmemiliki kemampuan untuk membuat rencana dan juga mengorgaisasi respons-respons sedemikian rupa.

d.Penyesuaian diri berarti penguasaan diri dan kematangan emisional. Kematangan emosional berarti memiliki respons emosional yangsehat dan tepat pad setiap persoalan dan situ.

b. Pertumbuhan Personal

Setiap individu pasti akan mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Dan hal tersebut membutuhkan proses yang sangat panjang dan banyak faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadiannya tersebut dan keluarga adalah faktor utama yang akan sangat mempengaruhi pembentukan kepribadian. Hal ini disebabkan karena keluarga adalah kerabat yang paling dekat dan kita lebih sering bersama dengan keluarga. Setiap keluarga pasti menerapkan suatu aturan atau norma yang mana norma-norma tersebut pasti akan mempengaruhi dalam pertumbuhan personal individu. Bukan hanya dalam lingkup keluarga, tapi dalam lingkup masyarakat atau sosialpun terdapat norma-norma yang harus di patuhi dan hal itu juga mempengaruhi pertumbuhan individu.

Sumber :
Feist, J., & Feist, G. J. (2009).Psikologi Kepribadian (Terjemahan).Salemba Humanika:Jakarta

Sobur, Alex.2009.Psikologi Umum.Pustaka Setia:Bandung


 Tulisan 2 Hubungan Interpersonal

Hubungan interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan juga menentukan relationship.
Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya; makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya; sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung diantara komunikan.

a. Model-model hubungan Interpersonal

- Model Pertukaran Sosial

Memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Terdapat empat konsep pokok, yaiitu :
1) Ganjaran, adalah setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dari suatu hubungan. Dapat berupa uang, penerimaan sosial, atau dukungan terhadap nilai yang dipegangnya.
2) Biaya, adalah akibat yang dinilai negatif yang terjadi dalam suatu hubungan. Dapat berupa waktu, usaha, konflik, kecemasan dan kondisi lai yang dapat menimbulkan efek tidak menyenangkan.
3) Hasil/ laba, adalah ganjaan dikurangi biaya. Bila seorang individu merasa dalam suatu hubungan interpersonal, bahwa ia tidak memperoleh laba sama sekali, ia akan mencari hubungan lain yang mendatangkan laba. (4) Tingkat perbandingan, menunjukkan ukuran baku (standar) yang dipakai sebagai kriteria dalam menilai hubungan individu pada waktu sekarang.

- Model Peranan
Menganggap hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara. Hubungan interpersonal berkembang baik apabila setiap individu bertindak sesuai dengan ekspedisi peranan, tuntutan peranan, memiliki keterampilan peranan, dan terhindar dari konflik peranan dan kerancuan peranan.Ø Setiap orang harus memainkan perannya sesuai dengan “naskah” yang dibuat masyarakat. Ø menganggap hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara.

- Model Permainan
Yang mendasari permainan adalah tiga kepribadian manusia, yaitu Orang tua, Orang dewasa, dan Anak- anak. Kita menampilkan salah satu aspek kepribadian kita (orang tua, orang dewasa, anak- anak), dan orang lain membalasnya dengan salah satu aspek tersebut juga.Ø Yang mendasari permainan adalah tiga kepribadian manusia, yaitu Orang tua, Orang dewasa, dan Anak- anak dan orang- orang berhubungan dalam bermacam- macam permainan.

- Model Interaksional
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu sistem. Setiap sistem memiliki sifat-sifat strukural, integratif dan medan. Semua system terdiri dari subsistem-subsistem yang saling tergantung dan bertindak bersama sebagai suatu kesatuan. Selanjutnya, semua sistem mempunyai kecenderungan untuk memelihara dan mempertahankan kesatuan. Bila ekuilibrium dari system terganggu, segera akan diambil tindakannya. Setiap hubungan interpersonal harus dilihat dari tujuan bersama, metode komunikasi, ekspektasi dan pelaksanaan peranan.

b. Memulai Hubungan ( Pembentukan kesan dan ketertarikan Interpersonal dalam memulai suatu hubungan)

Adapun tahap-tahap dalam hubungan interpersonal yakni meliputi :

1. Pembentukan.
Tahap ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan. Beberapa peneliti telah menemukan hal-hal menarik dari proses perkenalan. Fase pertama, “fase kontak yang permulaan”, ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap informasi dari reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha menggali secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain. Bila mereka merasa ada kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri. Pada tahap ini informasi yang dicari meliputi data demografis, usia, pekerjaan, tempat tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya.

c. Intimasi dan Hubungan Pribadi
Intimasi dapat dilakukan terhadap teman atau kekasih. Intimasi (elemen emosional : keakraban, keinginan untuk mendekat, memahami kehangatan, menghargai, kepercayaan). Intimasi mengandung pengertian sebagai elemen afeksi yang mendorong individu untuk selalu melakukan kedekatan emosional dengan orang yang dicintainya. Dorongan ini menyebabkan individu bergaul lebih akrab, hangat, menghargai, menghormati, dan mempercayai pasangan yang dicintai, dibandingkan dengan orang yang tidak dicintai. Mengapa seseorang merasa intim dengan orang yang dicintai? Hal ini karena masing-masing individu merasa saling membutuhkan dan melengkapi antara satu dan yang lain dalam segala hal. Masing-masing merasa tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan dan kehadiran pasangan hidup sisinya.

d. Intimasi dan Pertumbuhan
Untuk bertumbuh dalam keintiman, yang terutama adalah cinta. Keintiman tidak akan bertumbuh jika tidak ada cinta . Keintiman berarti proses menyatakan siapa kita sesungguhnya kepada orang lain. Keintiman adalah kebebasan menjadi diri sendiri. Keintiman berarti proses membuka topeng kita kepada pasangan kita. Bagaikan menguliti lapisan demi lapisan bawang, kita pun menunjukkan lapisan demi lapisan kehidupan kita secara utuh kepada pasangan kita.
Keinginan setiap pasangan adalah menjadi intim. Kita ingin diterima, dihargai, dihormati, dianggap berharga oleh pasangan kita. Kita menginginkan hubungan kita menjadi tempat ternyaman bagi kita ketika kita berbeban.

Sumber :            
Aronson ,Elliot .(2005).social psychology .upper saddle river :person prentice hall
Hall, S Calvin., Lindzey , Gardner., (2009). teori - teori psikodinamika, yogyakarta:kanisius

Tulisan 3 Cinta dan Perkawinan

a. Bagaimana cara memilih Pasangan

1. Saling Jujur dan Setia
Memilih pasangan yang tidak suka berkata-kata bohong, selalu menepati janji dan menjaga amanah. Apabila berjanji selalu ditepati. Karena seseorang yang suka berbohong akan mempengaruhi hubungan keluarganya dan akan berimbas kepada anak turunnya. Maka dari itu kita harus senantiasa memperbaiki diri agar jujur dalam berbicara dan setia menaungi keluarga.
2. Dalam segi penampilan
Dari segi penampilan seeorang bisa kita ketahui baik buruknya orang tersebut. Peribahasa jawa mengatakan : “Ajine Rogo Soko Busono” yang artinya Sifat atau perilaku seseorang bisa dilihat dari penamilannnya. Menarik bukan berarti yang cantik paras mukannya tetapi juga baik hatinya. dan yang bisa menyejukkan hati keluarganya. Dan kita juga harus menjaga penampilan kita saat sudah menikah agar dia selalu dekat dengan kita.
3. Taat Beribadah
Paling penting dlam memilih jodoh adalah mencari agamanya yang baik. seseorang yang agamanya baik selalu akan menghasilkan perilaku yang baik juga, hal ini yang menyangkut dengan masa depan keluarga anda. Karena anak-anak akan banyak dibimbing oleh seeorang ibu. Jika ibunya berperilaku baik maka keturunan atau anaknya akan sebagian besar berperilaku seperti iibunya.
4. Pandai atau Pintar
Seseorang yang Cerdas dan Pintar akan selalu memberikan suasana yang positif. Dan senantiasa akan menghasilkan bibit-bibit yang berkualitas. Jangan mencari jodoh yang memiliki intelegensia di bawah rata-rata.Dalam hal ini tidak hanya pintar tentang suatu ilmu tertentu melainkan mengerti bagaimana mengatur kondisi ekonomi, pengeluaran rumah tangga dan mengatasi masalah -masalha yang ada di rumah tangga. Seseorang yang pintar akan mudah mendapat pekerjaan akan kemampuan yang dimilikinya, misalnya Lulusan Sarjana bisa mencari pekerjaan yang lebih mudah dan ringan dari pada yang hanya sederajat SMA.

b.Seluk Beluk hubungan dalam Perkawinan

Inilah puncak dari segalanya, setelah melewati  masa pacaran dengan baik. Dengan saling mengikarkan janji suci untuk sehidup semati baik dalam sehat maupun dalam sakit, dalam keadaan kaya atau miskin dan hanya maut yang bisa memisahkan mereka. Sehingga ikrar suci pernikahan itu, mereka bukan lagi dua tetapi telah menjadi satu. Tahap ini memulainya sebuah babak baru, relasi yang ditandai dengan munculnya komitmen tanpa syarat untuk saling mencintai dan memiliki.
Kalau tahap perkenalan merupakan sebuah pintu gerbang menuju ke tingkat pacaran, maka tahap pernikahan merupakan puncak dari tingkat hubungan paling akrab dan mulia yang dilakukan.

c. Penyesuaian dan Pertumbuhan dalam Perkawinan

Hirning dan Hirning (1956) mengatakan bahwa penyesuaian perkawinan itu lebih kompleks dibandingkan yang terlihat. Dua orang memasuki perkawinan harus menyesuaikan satu sama lain dengan tingkatan yang berbeda-beda. Untuk tingkat organismik mereka harus menyesuaikan diri dengan sensori, motor, emosional dan kapasitas intelektual dan kebutuhan. Untuk tingkat kepribadian, masing-masing mereka harus menyesuaikan diri dengan kebiasaan, keterampilan, sikap, ketertarikan, nilai-nilai, sifat, konsep ego, dan kepercayaan. Pasangan juga harus menyesuaikan dengan lingkungan mereka, termasuk rumah tangga yang baru, anak-anak, sanak keluarga, teman, dan pekerjaan.

d. Perceraian dan Pernikahan kembali

Perceraian merupakan terputusnya hubungan antara suami istri, yang dalam hal ini adalah cerai hidup yang disebabkan oleh kegagalan suami atau istri dalam menjalankan obligasi peran masing-masing. Dimana perceraian dipahami sebagai akhir dari ketidakstabilan perkawinan antara suami istri yang selanjutnya hidup secara terpisah dan diakui secara sah berdasarkan hukum yang berlaku.


e. Single Life

Banyak faktor orang-orang memilih untuk hidup sendiri tanpa pasangan. seperti, terlalu sibuk bekerja, trauma tersakiti dan tidak mau merubah diri menjadi lebih menarik. bahkan beberapa orang sangat nyaman dan terbiasa dengan kesendiriannya. namun layaknya manusia biasa, pasti pernah merasakan kesepian. namun, bagi orang-orang yang hidup tanpa pasangan tentu akan kesulitan untuk melimpahkan rasa sepi yang mendera. Sebagian orang memilih hanya berdiam diri. Tapi tahukah anda, kondisi kesepian seperti ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan? bahkan bisa menganggu sistem kekebalan tubuh anda.
Saat anda merasa kesepian terdapat adanya sinyal peradangan yang terkait dengan penyakit jantung koroner, diabetes tipe 2, arthritis penyakit alzheimer, serta penurunan kelemahan dan fungsional yang dapat menyertai penuaaan.

Apakah mereka tidak merasa kesepian?

Profesor Klinenberg melihat ada garis pembeda antara hidup melajang dan rasa kesepian. Tidak selamanya orang lajang merasa kesepian. Riset beliau menunjukkan para singletons (sebutan untuk kaum lajang) justru memiliki kehidupan sosial yang aktif, memiliki banyak teman, apalagi dengan adanya media sosial seperti Facebook yang memungkinkan seorang lajang memiliki ribuan teman dari seluruh penjuru dunia. Bukan jamannya lagi kaum lajang merasa kesepian seperti di tahun 50-an.
Klinenberg juga melihat indikasi bahwa singletons justru memiliki kebebasan untuk melakukan apa yang mereka mau, kapan saja, tanpa harus mengorbankan nilai-nilai pribadi. Hal ini bertolak belakang dengan orang yang sudah menikah dimana mereka kadang-kadang harus mengorbankan kebebasan dan juga keyakinan pribadi demi berkompromi dengan pasangan.
Menikah memerlukan pengorbanan. Pria dan wanita adalah dua insan berbeda. Menyatukan keduanya tentu tidak mudah. Apalagi jika keduanya memiliki nilai-nilai serta prinsip pribadi yang berbeda. Tanpa keterampilan diplomasi yang handal dan kesabaran super, pernikahan tidak akan bertahan lama.
Generasi masa kini yang cenderung sangat egois dan self-centered menghadapi kesulitan dalam pernikahan jauh lebih tinggi dibanding generasi masa lalu yang lebih sabar dan mudah berkompromi. Tak heran kawin-cerai menjadi trend masa kini.

Sumber :