Stress
A.
Pengertian stress
Stres
menurut Hans Selye dalam buku Hawari (2001) menyatakan bahwa stres adalah
respon tubuh yang sifatnya nonspesifik terhadap setiap tuntutan beban atasnya.
Bila seseorang setelah mengalami stres mengalami gangguan pada satu atau lebih
organ tubuh sehingga yang bersangkutan tidak lagi dapat menjalankan fungsi
pekerjaannya dengan baik, maka ia disebut mengalami distres. Pada gejala stres,
gejala yang dikeluhkan penderita didominasi oleh keluhan-keluhan somatik
(fisik), tetapi dapat pula disertai keluhan-keluhan psikis. Tidak semua bentuk
stres mempunyai konotasi negatif, cukup banyak yang bersifat positif, hal
tersebut dikatakan eustres.
Stres adalah suatu abstraksi. Orang
tidak adapat melihat pembangkit stress (stressor). Yang dapat dilihat
ialah akibat dari pembangkit stress (stressor).” Menurut Hans
Selye, guru besar emeritus (purnawirawan) dari Universitas Montreal
dan “penemu” stress.
Teori general adaptation
syndrome ini dikenalkan oleh Hans Selye. Selye berpendapat bahwa tubuh
bereaksi secara sama ketika menghadapi stres, tidak peduli apapun jenis
stresornya. Jadi dengan kata lain reaksi pertahanan fisiologis yang dilakukan
oleh tubuh ketika menghadapi stressor merupakan
pola-pola reaksi yang universal/sama pada setiap orang. Reaksi ini bertujuan
untuk melindungi organisme dan menjaga integritasnya suapay organisme tersebut
tetap bertahan (survive).
1.
Faktor-faktor Individual dan Sosial yang menjadi penyebab Stress
a.
Faktor Individual
Tatkala
seseorang menjumpai stresor dalam lingkungannya, ada dua karakteristik pada
stresor tersebut yang akan mempengaruhi reaksinya terhadap stresor itu yaitu:
Berapa lamanya (duration) ia harus menghadapi stresor itu dan berapa terduganya
stresor itu (predictability).
b. Faktor sosial.
1. Perkawinan
Berbagai
permasalahan perkawinan merupakan sumber stress yang dialami seseorang,
misalnya pertengkaran, perpisahan, perceraian, kematian salah satu psangan dan
lain sebagainya.
2.
Problem orang tua
Permasalahan
yang dihadapi orang tua misalnya kenakalan anak, ank sakit, hubungan yang tidak
baik degan mertua, dan lain sebagainya.
3.
Hubungan Interpersonal
Gangguan
ini dapat berupa hubungan dengan kawan dekat atau orang-orang disekitar yang
mengalami konflik.
4.
Pekerjaan
Masalah
pekerjaan merupakan sumber stress kedua setelah masalah perkawinan misalnya
pekerjaan terlalu banyak, pekerjaan tidak cocok, mutasi, jabatan, dan lai
sebagainya.
5.
Lingkungan Hidup
Kondisi
lingkungan yang buruk besar pengaruhnya bagi kesehatan seseorang. Rasa tercekam
dan tidak mersa aman ini amat mengganggu ketenangan dan ketentraman hidup
sehingga tidak jarang orang jatuh kedalam depresi dan kecemasan.
2.
Efek-efek Stress Menurut Hans Selye
Menurut
Hans Selye, ahli endokrinologi terkenal di awal 1930, tidak semua jenis stres
yang merugikan, dengan demikian, ia datang dengan eustress dan kesusahan. Kita
semua melakukan menjalani ringan, saat-saat singkat dan dikendalikan dari
ketegangan saraf yang dianggap umum, dan bertindak sebagai rangsangan positif
terhadap pertumbuhan seseorang intelektual dan emosional. Selye disebut
eustress ini. Ia didefinisikan distres menjadi sesuatu yang sebaliknya dan
ditandai dengan tekanan fisik dan psikologis yang parah yang mengganggu
kesehatan umum.
Efek
fisiologis dari stres pada tubuh meliputi:
-
Nyeri dada
-
Insomnia atau tidur masalah
-
Nyeri kepala Konstan
-
Hipertensi
-
Tukak
Stres
dikatakan menjadi sebuah faktor penunjang untuk produksi suatu penyakit tertentu,
atau mungkin menjadi penyebab respon perilaku negatif, seperti merokok, minum
alkohol dan penyalahgunaan narkoba yang semuanya dapat membuat kita rentan
terhadap penyakit. Hal buruk dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh,
sehingga menyebabkan tubuh kita menjadi kurang tahan terhadap sejumlah masalah
kesehatan.
B.
Tipe-tipe Stress
Manusia berespon terhadap stres secara keseluruhan, sehingga
kita tidak dapat memisahkan secara sangat tegas bentuk-bentuk stres. Stres
biologis, misalnya adanya infeksi bakteri, akan juga berpengaruh terhadap emosi
kita. Bisa pula suatu stres psikologis, misalnya kegagalan kerja, sangat
berpengaruh terhadap kesejahteraan fisik. Meski demikian, dapat disebutkan
beberapa tipe stres psikologis, yang sering terjadi bersamaan
a. Tekanan
Kita dapat mengalami tekanan dari dalam maupun luar diri,
atau keduanya. Ambisi personal bersumber dari dalam, tetapi kadang dikuatkan
oleh harapan-harapan dari pihak di luar diri.
b. Konflik.
Konflik terjadi ketika kita berada di bawah tekanan untuk
berespon simultan terhadap dua atau lebih kekuatan-kekuatan yang berlawanan.
- Konflik menjauh-menjauh: individu terjerat pada dua
pilihan yang sama-sama tidak disukai. Misalnya seorang pelajar yang sangat
malas belajar, tetapi juga enggan mendapat nilai buruk, apalagi sampai tidak
naik kelas.
- Konflik mendekat-mendekat. Individu terjerat pada dua
pilihan yang sama-sama diinginkannya. Misalnya, ada suatu acara seminar sangat
menarik untuk diikuti, tetapi pada saat sama juga ada film sangat menarik untuk
ditonton.
- Konflik mendekat-menjauh. Terjadi ketika individu
terjerat dalam situasi di mana ia tertarik sekaligus ingin menghindar dari
situasi tertentu. Ini adalah bentuk konflik yang paling sering dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari, sekaligus lebih sulit diselesaikan. Misalnya ketika
pasangan berpikir tentang apakah akan segera memiliki anak atau tidak. Memiliki
anak sangat diinginkan karena pasangan dapat belajar menjadi orang dewasa yang
sungguh-sungguh bertanggungjawab atas makhluk kecil yang sepenuhnya tak
berdaya. Di sisi lain, ada tuntutan finansial, waktu, kemungkinan kehadiran
anak akan mengganggu relasi suami-istri, dan lain sebagainya.
c. Frustrasi.
Frustrasi terjadi ketika motif atau tujuan kita mengalami
hambatan dalam pencapaiannya.
- Bila kita telah berjuang keras dan gagal, kita
mengalami frustrasi.
- Bila kita dalam keadaan terdesak dan terburu-buru,
kemudian terhambat untuk melakukan sesuatu (misal jalanan macet) kita juga
dapat merasa frustrasi.
- Bila kita sangat memerlukan sesuatu (misalnya lapar
dan butuh makanan), dan sesuatu itu tidak dapat diperoleh, kita juga mengalami
frustrasi.
d.
Kecemasan
Kecemasan
itu suatu respon atau sinyal menyadarkan seseorang tentang prasaan khawatir ,
gelisah , dan takut yang sedang ia rasakan. Ini timbul dari emosi seseorang
karena merasa tidak nyaman, tidak aman atau merasakan ancaman dan sering kali
terjadi tanpa adanya penyebab yang jelas ini karena respon terhadap situasi
yang kelihatannya tidak menakutkan atau bisa juga sebagai hasil rekaan.
C.
Sympton reducing responses terhadap stress
Kehidupan
akan terus berjalan seiring dengan berjalannya waktu. Individu yang mengalami
stress tidak akan terus menerus merenungi kegagalan yang ia rasakan. Untuk itu
setiap individu memiliki mekanisme pertahanan diri masing-masing dengan
keunikannya masing-masing untuk mengurangi gejala-gejala stress yang ada.
Berikut mekanisme pertahana diri (defense mechanism) yang biasa
digunakan individu untuk dijadiakan strategi saat menghadapi stress:
1.
Indentifikasi
Identifikasi
adalah suatu cara yang digunakan individu untuk menghadapi orang lain dngan
membuatnya menjadi kepribadiannya, ia ingin serupa dan bersifat sama seperti
orang lain tersebut. Misalnya seorang mahasiswa yang menganggap dosen
pembimbingnya memiiliki kepribadian yang menyenangkan, cara bicara yang ramah,
dan sebagainya. Maka mahasiswa tersebut akan meniru dan berperilaku seperti
dosennya.
2.
Kompensasi
Seorang
individu tidak memperoleh kepuasan di bidang tertentu, tetapi mendapatkan
kepuasan di bidang lain. Misalnya Andi memiliki nilai yang buruk dalam bidang
Matematika, namun prestasi olah raga yang ia miliki sangatlah memuaskan.
3. Overcompensation/ reaction formation
Perilaku
seseorang yang gagal mencapai tujuan dan orang tersebut tidak mengakui tujuan
pertama tersebut dengan cara melupakan serta melebih-lebihkan tujuan kedua yang
biasanya berlawanan dengan tujuan pertama. Misalnya seorang anak yang ditegur
gurunya karena mengobrol saat upacara, bereaksi dengan menjadi sangat tertib saat
melaksanakan upacara dan menghiraukan ajakan teman untuk mengobrol.
4.
Sublimasi
Sublimasi
adalah suatu mekanisme sejenis yang memegang peranan positif dalam
menyelesaikan suatu konflik dengan pengembangan kegiatan yang konstruktif.
Penggantian objek dalam bentuk-bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat dan
derajatnya lebih tinggi. Misalnya sifat agresifitas yang disalurkan menjadi
petinju atau tukang potong hewan.
5.
Proyeksi
Proyeksi
adalah mekanisme perilaku dengan menempatkan sifat-sifat batin sendiri pada
objek di luar diri atau melemparkan kekurangan diri sendiri pada orang lain.
Mutu proyeksi lebih rendah daripada rasionalisasi. Contohnya seorang anak tidak
menyukai temannya, namun ia berkata temannyalah yang tidak menyukainya.
6.
Introyeksi
Introyeksi
adalah memasukan dalam pribadi dirinya sifat-sifat pribadi orang lain. Misalnya
seoarang wanita mencintai seorang pria, lalu ia memasukan pribadi pria tersebut
ke dalam pribadinya.
7.
Reaksi konversi
Secara
singkat mengalihkan konflik ke alat tubuh atau mengembangkan gejala fisik.
Misalkan belum belajar saat menjelang bel masuk ujian, seorang anak wajahnya
menjadi pucat dan berkeringat.
8.
Represi
Represi
adalah konflik pikiran, impuls-impuls yang tidak dapat diterima dengan paksaan
ditekan ke dalam alam tidak sadar dan dengan sengaja melupakan. Misalnya
seorang karyawan yang dengan sengaja melupakan kejadian saat ia dimarahi oleh
bosnya tadi siang.
9.
Supresi
Supresi
yaitu menekan konflik, impuls yang tidak dapat diterima secara sadar. Individu
tidak mau memikirkan hal-hal yang kurang menyenangkan dirinya. Misalnya dengan
berkata “Sebaiknya kita tidak membicarakan hal itu lagi.”
10. Denial
Denial
adalah mekanisme perilaku penolakan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan.
Misalnya seorang penderita diabetes memakan semua makanan yang menjadi
pantangannya.
11. Regresi
Regresi
adalah mekanisme perilaku seseorang yang apabila menghadapi konflik frustasi,
ia menarik diri dari pergaulan dengan lingkunganya. Misalnya artis yang sedang
digosipkan berselingkuh, karena malu maka ia menarik diri dari perkumpulannya.
12. Fantasi
Fantasi
adalah apabila seseorang menghadapi konflik-frustasi, ia menarik diri dengan
berkhayal/berfntasi, misalnya dengan lamunan. Contoh seorang pria yang tidak
memiliki keberanian untuk menyatakan rasa cintanya melamunkan berbagai fantasi
dirinya dengan orang yang ia cintai.
13.
Negativisme
Adalah
perilaku seseorang yang selalu bertentangan/menentang otoritas orang lain
dengan perilaku tidak terpuji. Misalkan seorang anak yang menolak perintah
gurunya dengan bolos sekolah.
14.
Sikap mengkritik orang lain
Bentuk
pertahanan diri untuk menyerang orang lain dengan kritikan-kritikan. Perilaku
ini termasuk perilaku agresif yang aktif (terbuka). Misalkan seorang karyawan
yang berusaha menjatuhkan karyawan lain dengan adu argument saat rapat
berlangsung.
D.
Pendekatan problem solving terhadap stress
Suatu
masalah didefinisikan sebagai suatu kesenjangan (gap) antara
situasi sekarang dan target yang diinginkan. Semua orang harus menjadi pemecah
masalah (problem solvers)dengan cara melakukan analisis secara
seksama terhadap proses, kemudian berusaha menutupi kesenjangan yang terjadi.
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar