Minggu, 24 Maret 2013

Tulisan 3

A. Penyesuaian Diri


Penyesuaian diri merupakan proses yang meliputi respon mental dan perilaku yang merupakan usaha individu untuk mengatasi dan menguasai kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, frustasi, dan konflik-konflik agar terdapat keselarasan antara tuntutan dari dalam dirinya dengan tuntutan atau harapan dari lingkungan di tempat ia tinggal.

Berdasarkan beberapa definisi yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih  sesuai antara diri individu dengan lingkungannya.

Scheneiders (1964: 51) mengemukakan beberapa kriteria penyesuaian yang tergolong baik (well adjusment) ditandai dengan: 
  1. pengetahuan dan tilikan terhadap diri sendiri,
  2. obyektivitas diri dan penerimaan diri, 
  3. pengendalian diri dan perkembangan diri, 
  4. keutuhan pribadi, 
  5. tujuan dan arah yang jelas, 
  6. perspektif, skala nilai dan filsafat hidup memadai, 
  7. rasa humor, 
  8. rasa tanggung jawab, 
  9. kematangan respon, 
  10. perkembangan kebiasaan yang baik, 
  11. adaptabilitas, 
  12. bebas dari respon-respon yang simptomatis (gejala gangguan mental), 
  13. kecakapan bekerja sama dan menaruh minat kepada orang lain, 
  14. memiliki minat yang besar dalam bekerja dan bermain, 
  15. kepuasan dalam bekerja dan bermain, dan 
  16. orientasi yang menandai terhadap realitas.
Schneiders (1964: 51) mengungkapkan bahwa individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik (well adjustment person) adalah mereka dengan segala keterbatasannya, kemampuannya serta kepribadiannya telah belajar untuk bereaksi terhadap diri sendiri dan lingkungannya dengan cara efisien, matang, bermanfaat, dan memuaskan. Efisien artinya bahwa apa yang dilakukan individu tersebut dapat memberikan hasil yang sesuai dengan yang diinginkan tanpa banyak mengeluarkan energi, tidak membuang waktu banyak, dan sedikit melakukan kesalahan. Matang artinya bahwa individu tersebut dapat memulai dengan melihat dan menilai situasi dengan kritis sebelum bereaksi. Bermanfaat artinya bahwa apa yang dilakukan individu tersebut bertujuan untuk kemanusiaan, berguna dalam lingkungan sosial, dan yang berhubungan dengan Tuhan. Selanjutnya, memuaskan artinya bahwa apa yang dilakukan individu tersebut dapat menimbulkan perasaan puas pada dirinya dan membawa dampak yang baik pada dirinya dalam bereaksi selanjutnya. Mereka juga dapat menyelesaikan konflik-konflik mental, frustasi dan kesulitan-kesulitan dalam diri maupun kesulitan yang berhubungan dengan lingkungan sosialnya serta tidak menunjukkan perilaku yang memperlihatkan gejala menyimpang. 

B. Pertumbuhan Personal

Kehidupan manusia dihubungkan dalam 2 proses yang terus menerus dan berkelanjutan. Kedua proses tersebut merupakan pengertisn dsri pertumbuhsn dan perkembangan. Manusia mempunyai kapasitas jasmanih dan rohaniah sebgai suatu kondi yang menuju pada arah kesempurnaan . menurut Crow dan Crow, kematangan atau pertumbuhan sejak pembuahan dan seterusnya merupakan gejala alamiah. Pertumbuhan itu sebagai suatu hasil dari fakor-faktor luar dari individu yang matang atau tumbuh itu bisa di tunjukan sebagi perkembangan . 
Definisi pertumbuhan ialah perubahan secara fisiologis dari hasil proses suau kematangan funsi-fungsi jasmani sebagai akibat dari adannya pengaruh lingkungan. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai proses berubahnnya keadaan jasmaniah (fisik) yang turun-menurun dalam bentuk proses aktif yang berkesinambungan. Selain itu pertumbuhan tidak hanya berlaku pada hal yang bersifat kuntitatif , seperti alam, sel, kromosom rambut dan lain-lain. Namun pertumbuhan terdiri daribahan-bahan kualitatif seperi kesan, keinginan, ide, gagasan, pengeahuan , nilai dan lain-lain. Pengretian lain tentang pertumbuahan. 
Manusia merupakan makhluk individu. Manusia itu disebut individu apabila pola tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Kepribadian suatu individu tidak sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang. Setiap individu pasti akan mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Dan hal itu membutuhkan proses yang sangat panjang dan banyak faktor yang mempengaruhinya terutama lingkungan keluarga. Hal ini disebabkan karena keluarga adalah kerabat yang paling dekat dan kita lebih banyak meluangkan waktu dengan keluarga. Setiap keluarga pasti menerapkan suatu aturan atau norma yang mana norma-norma tersebut pasti akan mempengaruhi dalam pertumbuhan individu. 

Sumber :

Tulisan 1

A. Konsep Sehat 
Konsep sehat adalah suatu kondisi seseorang dimana seluruh bagian dari manusia dapat bekerja sama dengan baik agar dapat menyesuaikan dirinya ke dalam lingkungan sekitar. Setiap usaha-usaha dalam mencapai dan mempertahankan kesehatan itu merupaan konsep sehat iu sendiri. Banyak usaha yang dilakukan setiap orang agar mencapai apa itu yang kita sebut dengan sehat, baik itu dengan melakukan kegiatan berolahraga, mengkonsumsi makanan-makanan yang bergizi, meminum vitamin-vitamin bhkan adda yang sampai menempuh jalan yang bisa dianggap sedikit diluar nalar. 

1. Sehat secara fisik
  • Tidak merasa sakit dan memang secara klinis tidak sakit
  • Semua organ tubuh normal dan berfungsi normal
  • Tidak ada gangguan fungsi tubuh
2. Sehat mental (jiwa), mencakup sehat : pikiran, spiritual dan emosional
  • Sehat Pikiran : Tercermin dari cara berpikir seseorang, yaknii mampu berpikir logis (masuk akal) atau berpikir secara runtut.
  • Sehat Spiritual : Tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian atau penyembahan terhadap sng pencipta alam dan seisinya, yang dapat dilihat dari praktik keagamaan atau kepercayaannya serta perbuatan baik yang ssuai dengan norma-norma masyarakat.
  • Sehat Emosional : Tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya atau pengendalian diri yang baik.

B. Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental

Perkembangan kesehatan mental dipengaruhi oleh dua tokoh perintisnya, yaitu Dorothea Lynde Dix dan Clifford Whittingham Beers. Kedua tokoh ini banyak mendedikasikan hidupnya dalam bidang pencegahan gangguan mental dan pertolongan bagi orang-orang miskin dan lemah. Dorthea Lynde Dix lahir pada tahun 1802 dan meninggal dunia pada tanggal 17 Juli 1887. Ia adalah seorang guru di Massachussets, yang menaruh perhatian terhadap orang-orang yang mengalami gangguan mental. Sebagian perintis (pioneer), selama 40 tahun Ia berjuang untuk memberikan pertolongan terhadap orang-orang yang mengalami gangguan mental agar dapat diperlakukan secara lebih manusiawi.

Usahanya mula-mula diarahkan pada para pasien di rumah sakit. Kemudian diperluas kepada para penderita gangguan mental yang dikurung di penjara. Pekerjaan Dix ini merupakan faktror penting dalam membangun kesadaran masyarakat umum untuk memperhatikan kebutuhan para penderita gangguan mental. Berkat usahanya yang tak kenal lelah, di Amerika serilkat didirikan 32 rumah sakit jiwa, Ia layak mendapat pujian sebagai salah seorang wanita besar di abad 19.
Pada tahun 1909, gerakan kesehatan mental secara formal mulai muncul. Selama dekade 1900-1990 beberapa organisasi kesehatan mental telah didirikan, sepert: American Social Hygiene Associatin (ASHA), dan American Federation for Sex Hygiene.
Perkembangan gerakan-gerakan dibidang kesehatan mental ini tidak lepas dari jasa Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Bahkan, karena jasa-jasanya itulah, Ia dinobatkan sebagai ”The Founder Of The Mental Hygiene Movement”. Ia terkenal karena pengalamannya yang luas dalam bidang pencegahan dan pengobatan gangguan mental dengan cara yang sangat manusiawi.



C. Pendekatan Kesehatan Mental  
1. Orientasi Klasik 
  • Kesadaran tentang perlunya perlakuan yang lebih manusiawi terhadap penyandang gangguan mental.
  • Pengertian Klasik mengandung arti sempit, karena kajian ilmu kesehatan mental lebih diperuntukkan bagi orang yang mengalami gangguan dan penyakit jiwa.
  • Penyembuhan Konflik-konflik dan trauma masa lalu.
2. Orientasi Penyesuaian Diri
  • Mengacu pada kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dngan tuntutan diri sendiri dan norma sosial.
  • Belajar Respon Adaptif.
3. Orientasi Pengembangan Potensi
  • Pelepasan sumber-sumber yang tersembunyi dari bakat, kreativitas, energi dan dorongan.
  • Aktualisasi diri sesuai potensinya à dari sekedar normal


Sumber :
http://4jipurnomo.wordpress.com/konsep-sehat/
http://suyatno.blog.undip.ac.id/files/2009/12/ikm3-konsep-sehat.pdf
kesehatan-mental.blogspot.com/
http://blogkesehatanmental.wordpress.com/2011/03/29/sejarah-perkembangan-kesehatan-mental/
blog.uad.ac.id/

Sabtu, 16 Maret 2013

Tulisan 2


TEORI KEPRIBADIAN SEHAT
1. Sigmund Freud 

- Biografi Freud

Sigmund Freud lahir pada tanggal 6 mei 1856 di kota kecil Freiberg diwilayah Moravia. Ayahnya adalah seorang pedagang wool dengan pikiran maju dan rasa humor yang baik. Ibunya seorang wanita yang aktif merupakan istri kedua bapaknya dengan usia 20 tahun lebih muda. 
Sebagai anak yang cerdas dan selalu mendapatkan nilai tertinggi di kelasnya, ia melanjutkan pendidikan ke sekolah kedokteran, salah satu pilihan sekolah yang bergengsi bagi anak-anak Yahudi yang pintar di Wina kala itu. Semasa kuliah, Freud terlibat dalam berbagai penelitian di bawah arahan Profesor fisiologi bernama Ernst Brucke. Freud sangat saksana dalam melakukan riset. Fokus utamanya adalah Neurofisiologi, dia bahkan pernah mencoba menciptakan teknik khusus untuk merangsang sel otak. Brucke juga membantu dia mendapatkan kesempatan melanjutkan pendidikannya, pertama dengan psikiatris terkenal Charcot di Paris.


- Teori Sigmund Freud
Freud bukanlah orang pertama yang menemukan ide tentang alam sadar (Conscious mind) vs alam bawah sadar (Unconscious mind) tapi dialah yang mebuat ide itu begitu terkenal. Alam sadar adalah sesuatu yang anda sadari pada saat-saat teretntu, penginderaan langsung, ingatan, pemikiran, fantasi, dan perasaan yang anda miliki. Adapun bagian terbesar adalah Alam bawah sadar. Bagian ini mencakup segala sesuatu yang sangat sulit dibawa ke alam sadar termasuk segala sesuatu yang memang asalnya alam bawah sadar,seperti nafsu dan insting kita serta segala sesuatu yang masuk ke situ karena kita tidak mampu menjangkaunya.
Freud berpendapat bahwa Alam bawah sadar adalah sumber dari mativasi dan dorongan yang ada dalam diri kita, apakah itu hasrat yang sederhana seperti makanan atau seks, daya-daya neurorik atau motif yang mendorong seorang seniman atau ilmuwan berkarya. 

2. Carl Gustav Jung
Pendekatan Jung terhadap psikologi yang unik dan berpengaruh lua ditekankan pada pemahaman "psyche" melalui eksplorasi dunia mimpi, seni, mitologi, agama serta filsafat. Meskipun ia adalah seorang psikoolog teoretis dn praktis dalam sebagian besar masa hidupya, kebanyakkan karyanya mengeksplorasi bidang lain : Filsafat Timur vs Barat, Alkimia, Astrologi, Sosiologi, juga sastra dan seni. Jung juga menekankkan pentingnya keseimbangan dan harmoni. Ia memperingatkan bahwa manusia modern terlalu banyak mengandalkan sains dan logika danakan mendapat manfaat dari pengintegrasian spiritualits serta apresiasi terhadap dunia bawah sadar.



Carl Gustav Jung, atau lebih dikenal dengan Jung, lahir di Swiss, dikenal sebagai salah satu tokoh psikoanalisis. Dimana ia adalah penggagas konsep Archetype, yang sampai sekarang dikembangkan dalam konsep 22 lembar Mayor Arkarna. Karena ayah dari Jung adalah seorang pendeta, maka unsur religius banyak berperan dalam pemikiran-pemikiran ilmiahnya, ia belajar kedokteran di Universitas Basel, lulus 1900. Kemudian ia ditunjuk bekerja di klinik psikiatri Universitas Zurich tahun 1909.

B. Aliran Behavioristik

Behaviorisme adalah sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh John B. Watson pada tahun 1913 yang berpendapat bahwa perilaku harus merupakan unsur subyek tunggal psikologi.Behaviorisme merupakan aliran revolusioner, kuat dan berpengaruh, serta memiliki akar sejarah yang cukup dalam.Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (yang menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif) dan juga psikoanalisis.



Behaviorisme secara keras menolak unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata sebagai obyek studi dari psikologi, dan membatasi diri pada studi tentang perilaku yang nyata. Dengan demikian, Behaviorisme tidak setuju dengan penguraian jiwa ke dalam elemen seperti yang dipercayai oleh strukturalism. Berarti juga behaviorisme sudah melangkah lebih jauh dari fungsionalisme yang masih mengakui adanya jiwa dan masih memfokuskan diri pada proses-proses mental.
Behaviorisme ingin menganalisis bahwa perilaku yang tampak saja yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Behaviorisme memandang pula bahwa ketika dilahirkan, pada dasarnya manusia tidak membawa bakat apa-apa. Manusia akan berkembang berdasarkan stimulus yang diterimanya dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang buruk akan menghasilkan manusia buruk, lingkungan yang baik akan menghasilkan manusia baik. Kaum behavioris memusatkan dirinya pada pendekatan ilmiah yang sungguh-sungguh objektif. Kaum behavioris mencoret dari kamus ilmiah mereka, semua peristilahan yang bersifat subjektif, seperti sensasi, persepsi, hasrat, tujuan, bahkan termasuk berpikir dan emosi, sejauh kedua pengertian tersebut dirumuskan secara subjektif.

C. Aliran Humanistik

Pemahaman tentang manusia dalam psikologi humanistik berdasarkan kepada keyakinan bahwa nilai-nilai etika merupakan daya psikologi yang kuat dan ia merupakan penentu asas kelakuan manusia. Keyakinan ini membawa kepada usaha meningkatkan kualitas manusia seperti pilihan, kreativitas, interaksi fisik, mental dan jiwa, dan keperluan untuk menjadi lebih bebas Psikologi humanistik juga didefinisikan sebagai sebuah sistem pemikiran yang berdasarkan kepada berbagai nilai, sifat, dan tindak tanduk yang dipercayai terbaik bagi manusia. Sehingga terwujudlah satu nilai yang baru sebagai pendekatan untuk memahami sifat dan keadaan manusia secara holistik.
Humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia. Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif.
Kemampuan bertindak positif ini yang disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik yang beraliran humanism biasanya memfokuskan pengajarannya pada pembangunan kemampuan positif ini.
Kemampuan positif disini erat kaitannya dengan pengembangan emosi positif yang terdapat dalam domain afektif. Emosi adalah karakterisitik yang sangat kuat yang nampak dari para pendidik beraliran humanisme. Humanistik tertuju pada masalah bagaimana tiap individu dipengaruhi dan dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Teori humanisme ini cocok untuk diterapkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial.
Tokoh pencetus aliran humanisme adalah Arthur Combs, Abraham Maslow, Carl Rogers, Erich Fromm daan Viktor Franklin
1. Abraham Maslow
Abraham Harold Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada tanggal 1 April 1908. Maslow dibesarkan dalam keluarga Yahudi Rusia dengan orangtua yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Pada masa kecilnya, ia dikenal sebagai anak yang kurang berkembang dibanding anak lain sebayanya. Ia mengatakan bahwa dirinya adalah seorang anak Yahudi yang tumbuh dalam lingkungan yang mayoritas dihuni oleh non Yahudi.
- Asumsi dan Prinsip Dasar Teori
Ahli-ahli teori humanistik menunjukkan bahwa : 
1) tingkah laku  individu pada mulanya ditentukan oleh bagaimana mereka merasakan dirinya sendiri dan dunia sekitarnya
2) individu bukanlah satu-satunya hasil dari lingkungan mereka seperti yang dikatakan oleh ahli teori tingkah laku, melainkan langsung dari dalam (internal), bebas memilih, dimotivasi oleh keinginan untuk aktualisasi diri (self-actualization) atau memenuhi potensi keunikan mereka sebagai manusia.
Abraham Maslow mengatakan bahwa di dalam diri individu ada dua hal:
  1. Suatu usaha yang positif untuk berkembang
  2. Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu
Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarki. Bila seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan pertama, seperti kebutuhan psikologis, barulah ia dapat menginginkan kebutuhan yang terletak di atasnya, ialah kebutuhan mendapatkan rasa aman dan seterusnya.Maslow Berfokus pada individu secara keseluruhan, bukan hanya satu aspek individu, dan menekankan kesehatan daripada sekedar penyakit dan masalah.
Maslow (1954) menyusun hirerarki kebutuhan. Di dalam hirarki ini, ia menggunakan suatu susunan piramida untuk menjelaskan dorongan atau kebutuhan dasar yang memotivasi individu. Kebutuhan yang paling dasar, yakni kebutuhan fisiologis akan makanan, air, tidur, tempat tinggal, ekspresi seksual, dan bebas dari rasa nyeri, harus dipenuhi pertama kali. Tingkat kedua adalah kebutuhan akan keselamatan, keamanan, dan bebas dari bahaya atau ancaman kerugian. Tingkat ketiga ialah kebutuhan akan mencintai dan memiliki, yang mencakup membina keintiman, persahabatan, dan dukungan. Tingkat keempat ialah kebutuhan harga diri, yang mencakup kebutuhan untuk dihormati dan diargai orang lain. Tingkat yang paling tinggi ialah aktualisasi diri, kebutuhan akan kecantikan, kebenaran, dan  keadilan.
Maslow mengajikan hipotesis bahwa kebutuhan dasar di tingkat paling bawah  piramida akan mendominasi perilaku individu sampai kebutuhan tersebut dipenuhi, kemudian kebutuhan tingkat selanjutnya menjadi dominan.Maslow menggunakan istilah aktualisasi diri untuk menjelaskan individu yang telah mencapai semua kebutuhan hirarki dan mengembangkan potensinya secara keseluruhan dalam hidup.

2. Carl Roger

Carl Ransom Rogers lahir pada tanggal 8 Januari 1902 di Oak Park, Illinios, Chicago. Rogers meninggal dunia pada tanggal 4 Februari 1987 karena serangan jantung. Latar belakang: Rogers adalah putra keempat dari enam bersaudara. Rogers dibesarkan dalam keluarga yang berkecukupan dan menganut aliran protestan fundamentalis yang terkenal keras, dan kaku dalam hal agama, moral dan etika. Rogers terkenal sebagai seorang tokoh psikologi humanis, aliran fenomenologis-eksistensial, psikolog klinis dan terapis, ide – ide dan konsep teorinya banyak didapatkan dalam pengalaman -pengalaman terapeutiknya.(Schultz 1991).
- Asumsi dan Prinsip Dasar Teori
1. Kecenderungan formatif : Segala hal di dunia baik organik maupun non-organik tersusun dari hal-hal yang lebih kecil.
2. Kecenderungan aktualisasi: Kecenderungan setiap makhluk hidup untuk bergerak menuju ke kesempurnaan atau pemenuhan potensial dirinya. Tiap individual mempunyai kekuatan yang kreatif untuk menyelesaikan masalahnya.
Seperti halnya Maslow, Rogers juga tertarik menjelaska seperti apakah pribad yag sehat itu. Istilah yang dia pakai adlah keprbadian yangg berfungsi baik, yang mencakup kualitas-kualitas berikut ini:
  1. Terbuka terhadap pengalaman
  2. Kehidupan Eksistensial
  3. Keyakinan Organismik
  4. Kebebasan Eksistensial
  5. Kreativitas
Sumber :
Boeree, Dr.C.George.2004.Personality Theories.Primasophie:Yogyakarta
Suryabrata, Sumadi.1995.Psikologi Kepribadian.Raja Grafindo Persada:Jakarta